Selasa, 03 Februari 2009

REZEKI

REZEKI

Oleh : H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah”.(Q.S. Al-Baqarah:172)

Albaqarah 172 ini, Allah perintahkan kepada kita untuk memakan makanan yang halal lagi baik. Disini Allah SWT katakan “yang kami rezkikan kepadamu”, jadi yang rezki dari Allah itu adalah yang halal lagi baik.

Kalau ada orang yang mencari rezki tapi disitu ada penipuan maka itu tidak rezki namanya, karena yang rezki itu halal lagi baik. Maka kita mesti hati-hati dalam mencari rezki. Kita pastikan rezeki yang kita kumpulkan benar-benar baik dan bukan mengumpulkan bara api neraka. Di ayat 168 surat Al baqarah Allah SWT juga katakan : “carilah makanan dibumi yang halal lagi baik”. Ada makanan yang halal secara syariat tapi tidak baik untuk kesehatan, maka tidak dibenarkan kita untuk memakannya. Misalnya durian, halal dimakan tapi kalau mengganggu kesehatan, maka saat itu juga menurut ayat ini tidak dibenarkan kita memakannya.

Begitu juga makanan yang halal dan baik untuk kesehatan tapi cara mendapatkannya melalui tipuan, apakah dengan mengurangi timbangan atau memainkan kwitansi, maka itu juga diharamkan dan di mata Allah SWT itu bukan rezki namanya. Maka tertipulah orang yang katanya mencari rezki tetapi yang dicarinya tidak lebih dari bara neraka untuk pembakaran dirinya nanti diakhirat (Nauzubillahiminzalik) berlindunglah kita kepada Allah SWT dari hal yang demikian.

Sekarang orang tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Untuk pemakan haram Allah katakan, setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka nerakalah yang berhak untuknya. Bahkan nabi kita mengatakan, sesuap yang haram kita masukkan dalam tubuh kita maka 40 hari ibadah kita tidak diterima oleh Allah SWT. Bayangkan itu sesuap apalagi sepiring, sekarung bahkan segudang.

Efek lain dari makanan yang haram, susahnya mendidik anak, karena anak yang terbiasa diberi dengan makanan yang haram maka susah dibentuk, bukannya tidak cerdas tapi rusak hatinya. Sedangkan generasi yang kita harapkan generasi yang cerdas dan bersih hatinya.

Orang yang memberi makanan yang halal kepada keluarganya, maka akan mudah mendidik anaknya. Anak tumbuh cerdas dan berhati mulia sehingga bisa menjadi ANSARULLAH (penolong Allah) bukan menjadi penggolong agama Allah.

Untuk itu mari kita berhati-hati dalam mencari rezeki. Yang kita cari rezki dari Allah yaitu yang halal lagi baik, kita caripun dengan cara yang tidak baik akan dapat tapi yang di dapati tersebut mengantarkan kita ke neraka. Rezeki yang dicari dengan cara yang halal akan dapat, dan menyelamatkan kita di dunia serta akhirat.

PERBUATAN KEJI

PERBUATAN KEJI

OLEH: H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah QS Al-Maidah 90

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Dalam surat al Maidah ayat 90 ini menjelaskan tentang beberapa kebiasaan buruk yang Allah suruh untuk menjauhinya. Dalam hidup ini yang paling mempenagruhi manusia adalah kebiasaannya. Jadi berhati-hatilah dalam membuat suatuj kebiasaannya, sebab itu akan mempengaruhi baik pada sikap dan tingkah laku sehari-hari.

Oleh karena itu Allah mengingatkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik diantaranya minum-minuman khamar dan sejenisnya. Itu semua adalah najis perbuatan syaitan maka jauhilah agar kamu mendapat keberuntungan.

Seperti berjudi itu, sudah merupakan semacam candu yang bisa ditinggalkan, walau sudah habis harta kekayaannya tapi orang ini juga tetap berjudi meskipun dengan cara merampok atau melakukan perbuatan lainnya agar bisa mendapatkan taruhan-taruhan untuk berjudi. Padahal keadaan dirnya sudah jatuh miskin dan merana tapi tetap kebiasaan berjudi tidak ditinggalkannyabegitu juga dengan kebiasaan buruk lainnya yang susah untuk ditinggalkan oleh orang-orang. Seperti kebiasaan menghirup lem, merokok narkoba.

Banyak sekali dalam hdup ini kita temukan hal-hal seperti ini. Misalnya kebiasaan orang-orang dahulu yang suka makan tanah yang telah dibakar, mengunyak sirih dan orang-orang tua yang biasa mengunyah sugi. Untuk itu harus berhati-hati sekali

Rokok dan minuman keras itu sama sekali tidak enak rasanya tapi bagiorang-orang yang telah menjadikan itu kebiasaan akan terasa sangat mengenakkan karena pengaruh. Untuk apa kita terpengaruh dengan suatu hal-hal yang tidak baik, termasuk dalam hal cara berpakaian. Pergunakan pakaian yang menutup aurat, dengan menutup aurat akan timbul banyak kebiasaan-kebiasaan baik pada diri kita. Ubahlah semua kebiasaan buruk dan buatlah kebiasaan yang baik yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah.

ORANG-ORANG YANG CURANG

ORANG-ORANG YANG CURANG

OLEH: H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah : QS Al-Mutaffifin

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ(1)الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ(2)وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ(3)أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ(4)لِيَوْمٍ عَظِيمٍ(5)يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ


1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang

2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,

5. Pada suatu hari yang besar,

6. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?

Kalau dilihat sementara ketika kita menipu orang lain yang tampak adalah keuntungan bagi orang yang menipu. Tapi sebenarnya adalah tidak, kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, sebenarnya mereka rugi baik di dunia maupun di akhirat.

Salah satu yang menyebabkan seseorang itu engkar adalah karena tidak mempercayai tentang hari kebangkitan. Karena itu Nabi mengatakan, usahakanlah kamu tinggal di dunia ini dengan lidahmu selalu berzikir menyebut nama Allah. Usahakanlah kamu tingal di dunia ini orang-orang yang selalu menangis karena kehilangan dan kamu tertawa karena kamu berjumpa dengan Sang Pencipta.

Ini sikap yang mesti ada sebagai tujuan dalam hidup kita. Kalau kebahagiaan akhirat yang paling utama dicari, maka Allah akan memberikan kebahagiaan di dunia. Orang-orang yang mencari keuntungan akhirat maka dunia ini akan diberikan saja kepadanya (akan diberi kemudahan selama hidupnya di dunia).

Salah satu kunci agar mudah hidup di dunia adalah kejujuran. Orang yang jujur ibarat benda yang langka dan banyak orang yang mencarinya. Ini juga penyebab sukses orang-orang sholeh dahulu.

ORANG-ORANG YANG BAHAGIA

ORANG-ORANG YANG BAHAGIA

OLEH: H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah QS Hud 108 :

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ


Artinya : Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.

Dalam surat Huud ini Allah katakana orang bahagia adalah orang yang berada di surge. Di dunia ini pun bisa kita nikmati surga tersebut. Siapa itu orang yang bahagia? Orang yang sehat wal afiat sehat tubuhnya tentram rohaninya.

Bahagia di dunia biasanya diukur dengan banyak harta, pangkat, kemasyhuran, gelar ilmu, kecantikan dan ketampanan. Semuanya itu tidak menjadi jaminan kebahagiaan.

Ada orang yang kaya tapi tidak mendapatkan kebahagiaan, sehingga mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas apartemennya. Begitu juga pangkat, presiden, gubernur, bupati akan hidup dalamkecemasan karena takut pangkat itu berpisah darinya.

Gelar ilmu, juga tidak menjadi jaminan kebahagiaan. Takut ilmunya ditanding orang lain. Kadang-kadang untuk mendapatkan ilmu melakukan jalan yang salah membeli gelar.

Kecantikan dan ketampanan tidak selalu menjadikan sumber kebahagiaan. Telah banyak diberitakan bagaimana artis-artis cantik mengakhiri hidupnya dengan tragis karena jauh dari kebahagiaan. Ada orang pakai dasi kelihatan gagah tetapi ternyata dia bunuh diri dalam keadaan memakai dasi.

Ternyata harta, pangkat, kemasyhuran, gelar ilmu, kecantikan dan ketampanan tidak menjadi jaminan orang bahagia. Orang bahagia adalah orangyang dekat dengan Allah, orang yang yakin Allah akan menolongnya. Allah lah yang akan kokohkan tegaknya, kalau Allah yang mengokohkan tegaknya, siapa lagi yang sanggup untuk menggoyahkannya.

Tapi kalau selain Allah yang kita harapkan maka apapun yang kita dapatkan tidak akan membuat bahagia, karena itu hanya bersifat temporer. Orang yang dekat dengan Allah, Allah akan menjadi sumber kekuatannya. Dia yakin ketika sakit, Allahlah yang akan menyehatkannya. Usahanya hanya berobat kemudian diserahkan sepenuhnya kepada Allah.

Untuk itu marilah kita bersungguh-sungguh mengejar prestasi yang di redhai Allah. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang bahagia.

Orang yang mendustakan Agama

Orang yang mendustakan Agama

Oleh

H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah:

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ(1)فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ(2)وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ(3)فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ(4)الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ(5)الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ(6)وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ(7)

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.(QS. Al Maa’uun:1-7)

Dalam surat Al Maa’uun ini Allah katakan “sudahkah kamu lihat dan perhatikan orang-orang yang mendustakan agama?” yaitu orang-orang yang tidak mementingkan, tidak menyayangi dan tidak memuliakan anak yatim”.

Dalam Islam anak yatim adalah anak yang mulia sekali dan umat Islam berkewajiban menjadikan anak yatim itu sejahtera hidupnya. Kita tidak boleh menyakiti anak yatim. Kata Nabi, diusap saja kepala anak yatim itu dengan kasih sayang berarti sudah ada jalan kesurga untukmu. Memberi makan orang miskin juga tanda orang yang beragama. Memberi itu sangat tinggi nilainya dalam Islam. Usahakan kita menjadi orang yang suka memberi.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat yaitu shalatnya yang lalai. Shalat itu merupakan ukuran kemanusiaan. Jika shalatnya baik maka baik pula semua amalnya. Shalat merupakan gambaran kejiwaan seorang mukmin. Malas saja kita shalat akan jatuh pada munafik. Shalat tidak boleh dipermain-mainkan. Mari kita semua sama-sama memperbaiki cara sholat yang sebaik-baiknya karena shalat itu merupakan tiang agama.

Begitu dengan bangsa Indonesia, kalaulah mau bangsa Indonesia ini, warga Padang ini membaikkan dirinya merebut kebahagiaan dunia, kerjakanlah shalat sunnat fajar, 2 rakaat shalat sunnat fajar akan lebih baik daripada dunia dan segala isinya. Semua itu juga tergantung niat kita masing-masing, ikhlas kepada Allah atau tidak.

Mudah-mudahan kita terhindar dari golongan orang yang mendustakan agama. Amin

MENGAMALKAN KEBENARAN

MENGAMALKAN KEBENARAN

Oleh : H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ

Artinya : ”Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti” (Q.S. AlBaqarah:171).

Allah SWT mengatakan dalam ayat ini perumpamaan orang-orang yang enggan melihat kebenaran, seperti menyeru kepada orang yang tuli, bisu dan buta.

Melihat ayat tersebut, takut kita kalau kita yang disindir oleh ayat ini, karena ada orang yang mendengar Alquran tapi tidak ada perubahan dalam dirinya, hanya sekedar mendengar suara-suara saja.

Maka kita perlu berlindung kepada Allah SWT ketika membaca Alquran. Berubahlah sikap kita yang sombong, kasar, emosi tak terkendali dan terburu-buru, menjadi orang yang turun emosinya, rajin dan naik volume kebaikannya setelah membaca Alquran.

Maka kita minta betul kepada Allah SWT supaya ketika kita diberi kesempatan untuk menyampaikan ayat Allah, agar apa yang kita sampaikan dapat kita amalkan, begitu juga kalau kita mendengarkan pengajian, kita minta agar kita mampu mengamalkan apa yang telah kita dengar tersebut.

Bahaya kalau kita berolok-olok dengan ayat Allah SWT. Allah katakan LAAYARJI’UUN (Mereka tidak dapat kembali kejalan yang benar). Orang yang benar-benar beriman akan dipelihara oleh Allah. Ketika Allah SWT memberi kita nikmat maka kita harus bersyukur dan ketika Allah SWT memberi kita musibah maka kita akan bersabar.

Rasul yang mulia mengatakan, dua tepian yang dilalui manusia. Kalau dua tepian itu mereka selamat, maka selamatlah manusia itu sampai ke akhirat, yaitu tepian nikmat dan musibah dengan bersyukur dan bersabar.

Contoh lain orang yang tidak menghiraukan kebenaran adalah ketika azan berkumandang, dia masih disibukkan dengan pekerjaannya dan hal ini sering terjadi di waktu shalat Asyar. Tidak salah Allah SWT bersumpah dengan waktu Asyar (Wal Ashr). Banyak orang yang sedang bekerja memberi alasan tanggung mencuci badan karena pekerjaannya hampir selesai, setelah selesai baru mengerjakan shalat. Hanya dengan alasan tanggung cuci badan, dia rela menunda waktu shalatnya.

Kalau kita lihat sebenarnya keras sindiran Allah SWT kepada orang yang mendengar kebaikan tapi tidak mengerjakannya. Sama seperti hewan yang seolah-olah pekak, buta dan tuli.

Untuk itu kita latih diri kita untuk mengamalkan kebaikan dan istiqamah di jalan kebaikan. Ketika ada orang yang menyampaikan kebenaran, kita harus bersyukur karena ada orang yang mengingatkan kita sehingga akan ada perubahan dalam sikap.

Mari kita ikat diri kita untuk mewiridkan setiap kebaikan. Apakah puasa senin-kamis, berzikir dengan jumlah tertentu atau amalan lainnya. Insya Allah, Allah angkat kita kemaqomam mahmuda.

Mencari Kebahagiaan Untuk Akhirat

Mencari Kebahagiaan Untuk Akhirat

Oleh

H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash:77)

Allah mengajak kita untuk mencari apa yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita untuk (kebahagiaan) negeri akhirat. Allah menyuruh untuk berbuat kebaikan dengan Lillahi Ta’ala. Seorang siswa mencari ilmu harus karena Lillahi Ta’ala, Guru mengajar karena Lillahi Ta’ala begitu juga Orang didapur bekerja Lillahi Ta’ala. Jadi apapun yang dikerjakan harus dengan Lillahi Ta’ala. Karena orang-orang yang berbuat Lillahi Ta’ala yang akan dibayar oleh Allah Swt. Sedang orang-orang yang tidak Lillahi Ta’ala tidak akan mendapat bayaran apa-apa.

Sia-sialah pekerjaan yang tidak diniatkan tidak karena Allah. Bahkan shalat yang kita kerjakan dengan tidak Lillahi Ta’ala, tidak akan dibayar oleh Allah Swt. Hendaknya semua kita lebih menekankan lagi Lillahi Ta’ala. Itulah maksud Allah, “tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah. Maksud ibadah bukan harus shalat sepanjang masa atau haji setiap tahun atau puasa setiap hari, bukan itu maksudnya.

Maksud ibadah itu adalah apapun yang kita kerjakan diniatkan karena Allah Swt, barulah Allah membalasnya. Seperti orang yang pergi jihad berperang, jika tidak diniatkan karena Allah dia tidak termasuk mati syahid walaupun berperang membela Islam.

Allah telah menyuruh kita mencari untuk diakhirat, tapi jangan lupa dengan nasib kita didunia Allah telah menjelaskan jika kamu bersedekah janganlah terlalu boros, sisakanlah untuk dirimu sedikit tapi tidak boleh juga terlalu kikir. Jadi kita harus mengimbanginya, berusaha untuk menjadi umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.

Untuk itu marilah kita perbaharui niat kita kembali, agar menjadi niat yang baik dan mudah-mudahan kita merupakan umat terbaik di sisi Allah Swt. Amin

MEMELIHARA PANDANGAN

MEMELIHARA PANDANGAN

OLEH: H. ZULKIFLI IMAM SAID


Firman Allah dalam QS An Nur 30-31 :

Dalam surat an-Nur ayat 30 dan 31 di atas Allah mengatakan, “katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka memelihara pandangan dan menjaga dirinya yang demikian itu sangat baik bagi mereka dan menjaga dirinya yang demikian itu sangat baik bagi mereka dan Allah akan mengabarkan apa yang telah mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga dirinya”.

Mengapa Allah suruh kita untuk menundukkan pandangan. Pandangan itu sangat berbahaya dan pandangan juga bisa sangat bermanfaat. Pandangan digunakan untuk kebaikan untuk menuntut ilmu dan pandangan digunakan untuk mendengarkan ilmu. Tapi kalau salah guna akan sangat berbahaya sekali. Bisa terjadi pembunuhan, perceraian rumah tangga dan tindak kejahatan lainnya.

Misalnya Amerika melihat Irak dan Iran kaya, lalu timbul nafsu jahat untuk merebut kekayaan itu. Amerika adalah Negara yang besar dan kuat, jadi mudah menguasai Irak dan Iran yang masih lemah pertahanan negaranya. Beginilah jahatnya nafsu. Adanya juga rumah tangga yang harmonis akhirnya menjadi hancur karena nafsu telah menguasai salah satu dari mereka.

Makanya Islam melarang dan memerintahkan untuk menundukkan pandangan. Allah perintahkan jangan layangkan pandangan pada orang-orang yang kami berikan perhiasan dunia. Kita lihat mengapa Qarun itu dikagumi, Al Qur’an mengatakan bahwa Qarun adalah orang yang gagal tapi orang-orang yang dizamannnya waktu itu sangat mengagumi Qarun karena kemewahan, kemegahan, harta, pangkat dan kedudukannya. Mereka mengira bahwa Qarun adalah orang yang sangat berbahagia padahal dia adalah orang yang celaka.

Begitu juga dalam pendengaran, dalam mendengarkan berita jangan lansung dipercayai kebenarannya. Berhati-hatilah menggunakan mata dan telinga ini. Keduanya sangat berpengaruh dalam kehidup ini . Jika kedua hal ini telah rusak maka rusak pulalah hatinya.

LARANGAN MENDEKATI ZINA

LARANGAN MENDEKATI ZINA

OLEH: H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah :

Ÿوَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: Dan jangan kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.(QS. Al- Israa: 32)

Dalam ayat di atas Allah mengatakan “janganlah kamu dekati apa-apa yang akan mengarahkan kamu kepada perbuatan yang sangat keji dan buruk. Hari ini, system kta betul yang salah. Membuka pintu zina ini selebar-lebarnya sehingga masyarakat kita menjadi sangat rusak.

Banyak hal-hal yang mengantarkan manusia pada perzinahan baik melalui TV, radio, computer, Koran, majalah atau apa saja yang bisa mengarah kesana. Banyak orang sekarang, baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan yang telah tua berpacaran. Pacaran adalah sekeji dan seburuk-buruknya pekerjaan. Padahal jauh sekali perbedaan antara pacaran dan pernikahan.

Sewaktu Ijab Kabul diucapkan, Allah telah menanamkan rasa kasih saying pada pasangan tersebut. Sedangkan ketika saat orang berpacaran yang memberikan rasa kasih saying itu adalah syaitan. Tapi bukan menanamkan kasih sayang hanya membunga-bungai menjadikan yang jelek menjadi indah. Pernikahan menjadikan yang haram menjadi halal. Dengarlah peringatan yang telah Allah sampaikan pada kita. Jangan sampai kita tergelincir pada lumpur dosa dan penyesalan yang tiada berakhir.

Banyak terjadi perkosaan, melakukan hubungan suami istri atas dasar pacaran dan suka sama suka dan bahkan ada yang berakhir dengan pembunuhan. Ini diakibatkan karena system yang salah. Orang tua tidak menjaga dan membesarkan anak-anaknya dengan nilai-nilai Islam. Di sekolah juga kurang disiplin dalam membatasi pergaulan murid laki-laki dan murid perempuan.

Al-Qur’an adalah system yang paling benar. Allah mengetahui tentang kita baik dari segi kebaikan maupun keburukan kita. Jadi berhati-hatilah dalam berteman dan sibukkanlah diri kita untuk hal-hal yang bermanfaat. Jauhkan diri dari pergaulan bebas yang ujung-ujungnya berakhir malapetaka. Mudah-mudah-mudahan dengan sitem pesantren dan kembali ke surau, kita kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.

KEESAAN ALLAH

KEESAAN ALLAH

oleh :

H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ(1)اللَّهُ الصَّمَدُ(2)لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ(3)وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ(4)

Artinya: Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al Ikhlash:1-4)

Allah menyuruh Nabi kita, (قُلْ) katakan. Huwa itu maksudnya Allah. Maksudnya itu, Allah adalah sumber segala-galanya. (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Kita hidup tapi hidup kita tidak sama dengan Allah. Kita dihidupkan sedang Allah tidak dihidupkan tapi Maha Hidup. Kita dihidupkan ada awalnya dan ada pula batas akhir hidup kita.

Kita mengetahui karena Allah yang memberi tahu kita. Tapi Allah Maha Mengetahui. Sehingga Nabi kita mengatakan, “Seandainya ada semut hitam di batu yang hitam dan dalam keadaan gelap gulita tetap akan terlihat oleh Allah Swt. Jadi keyakinan-keyakinan ini harus duduk pada umat islam. Kalau tidak berarti tidak punya tauhid. Hati ini harus benar-benar yakin dengan kekuatan Allah. Harus yakin bahwa Allah melihat kita.

Kita sebagai manusia, siapapun kita dan kekuasaan yang dimiliki tetap melalui sebuah proses. Sedang Allah tidak melalui proses apapun. ”Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan”, jelas maksud ayat ini bahwa Allah tidak melalui proses. Tapi alam ciptaan Allah semuanya melalui proses. Allah menyuruh kita meminta kepada-Nya. (اللَّهُ الصَّمَدُ) tidak meminta pada yang lain.

Kata Nabi, jadikan dirimu budak Allah maka yang lain tidak akan memperbudakmu. Tapi jika kita tidak menjadikan diri sebagai budak Allah maka orang lain akan memperbudak kita. Lebih baik kita memiliki 1 pimpinan dari pada banyak pimpinan yang menyuruh kita ini itu dan membuat kita bingung saja. Sedang Allah jelas perintahnya dan jelas imbalannya.

Orang yang menjadi budak Allah akan disejukkan hatinya dan diberi petunjuk. Dengan petunjuk inilah hatinya jalan. Kalau tidak seperti ini maka manusia akan hidup dalam kegelapan. Syaid Qutub mengatakan, “Allah tunjukkan jalan yang terang dan jalan yang penuh kasih sayang tapi dia justru masuk kedalam lumpur-lumpur jahiliah. Maka dia adalah manusia yang paling bodoh.

Hendaknya dengan segala kerendahan hati meminta pada Allah agar dibukakan jalan yang benar. Seperti ketika berbuat salah langsung beristigfar memohon ampunan Allah. Kalau seperti ini yang kita terapkan, masya Allah tidak terbayangkan kekuatan Islam yang akan terkumpul

ISTIQAMAH

ISTIQAMAH

Oleh : H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah QS. Al-Ahqaf : 13

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita”.(Q.S. Al Ahqaaf:13)

Dalam ayat ini kita diperintah untuk istiqamah. Istiqamah berasal dari kata mustaqim yang berarti lurus. Jadi orang yang istiqamah adalah orang yang tetap berada dijalan yang lurus, kalau dijalan yang berkelok maka tidak istiqamah namanya.

Apapun aktifitas kita, maka kita tetap harus istiqamah. Misalnya soal bangun pagi, di bulan Ramadhan kita bangun jam 3.30 WIB atau jam 04.00 WIB, maka kita istiqamah apa yang telah kita programkan itu tidak hanya di dalam bulan ramadhan tetapi juga di luar bulan ramadhan. Kesempatan ini kita gunakan untuk melakukan shalat tahajjut atau untuk makan sahur puasa sunat.

Orang yang berhasil adalah orang yang istiqamah. Misalnya berkebun, selama seminggu kita rawat, digemburkan tanahnya setelah itu kita biarkan pula seminggu, tanaman yang mekar hasil karya kita seminggu langsung rusak karena tidak dirawat, jelas tidak membuahkan hasil kalau tidak istiqamah.

Pedagang yang tidak istiqamah juga tidak bisa memperoleh hasil yang maksimal. Sekarang dia buka jam 7 besok jam 8 lalu jam 9 kemudian jam 8 lagi, jelas membuat bingung pelanggan dan ini tidak membuahkan hasil yang maksimal.

Sebenarnya untuk istiqamah, orang Islam lah yang harusnya terlebih dahulu untuk istiqamah dalam hidup. Kita ada ibadah shalat yang menyuruh kita untuk istiqamah. Kita istiqamah shalat 5 kali sehari dengan waktu yang telah ditentukan, orang yang benar menjaga waktu shalatnya maka akan lahir sikap istiqamah dalam hidupnya. Kalau magrib dia shalat kemudian isya tidak maka dia tidak akan bisa diajak kerja sama karena dia orang yang tidak istiqamah. Orang yang tidak istiqamah akan jauh dari kebaikan sedangkan orang yang istiqamah (perjuangannya) tinggi, rela berkorban untuk menjaga keistiqamahannya.

Orang yang istiqamah berada dijalan Allah maka malaikat akan turun kepadanya. Malaikat lambang kebaikan, jadi orang yang istiqamah akan turun kebaikan pada dirinya.

Alhamdulillah nikmat yang kita rasakan ketika mau istiqamah dalam kebaikan, terasa sekali kemudahan yang Allah berikan. Tidak terpikir sebelumnya oleh kita lalu ada saja ilham dihati untuk mengerjakannya, setelah dikerjakan ternyata mendatangkan keuntungan yang banyak. Maka merugilah orang yang tidak mau istiqamah dalam hidupnya.

Kalau kita lihat yang paling berharga dalam hidup ini adalah kesehatan, setelah itu adalah harta. Orang yang tidak turun malaikat kepadanya atau tidak turun kebaikan kepadanya maka akan susahlah hidupnya. Allah beri kesehatan, kalau mau pergi jauh tidak bisa karena harta tidak ada. Begitu juga Allah berikan harta tapi kita sakit, ini juga berat dan lebih berat lagi kita sakit harta tidak ada. Jangankan untuk membeli obat, membeli makan saja tidak bisa.

Untuk itu mari kita jadikan ayat ini untuk memacu diri kita agar tetap istiqamah dalam kebaikan, istiqamah dalam ibadah, menjaga kesehatan dan istiqamah dalam mencari rezki yang halal sehingga kita terhindar dari kesulitan hidup didunia maupun diakhirat.

Alhamdulillah nikmat yang kita rasakan ketika mau istiqamah dalam kebaikan, terasa sekali kemudahan yang Allah berikan. Tidak terpikir sebelumnya oleh kita lalu ada saja ilham dihati untuk mengerjakannya, setelah dikerjakan ternyata mendatangkan keuntungan yang banyak. Maka merugilah orang yang tidak mau istiqamah dalam hidupnya.

Islam Kaffah

Islam Kaffah

oleh :

H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(208)

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.( QS. Al Baqarah:208)

Allah mengingatkan kita orang-orang yang beriman agar masuk kedalam Islam secara sempurna. Sempurna dalam arti kata tidak terikuti langkah-langkah syaitan.

Ada beberapa ciri-ciri orang yang masuk kedalam islam secara menyeluruh dan sempurna:

1. Mengerjakan atau meninggalkan sesuatu karena Allah Swt.

Tidak mau berbohong bukan karena takut pada manusia tapi takut pada Allah. Mengerjakan shalat, puasa dan berhaji bahkan berbuat baik demi mendapat keridhoan Allah. Apa yang tiak Allah sukai ditinggalkannya karena takut murka Allah.

2. Tidak mengharap imbalan dan sanjungan dari manusia.

Bagi manusia, jika kita menguntungkan dia maka dia akan baik pada kita. Tapi jika kita tidak memberi keuntungan lagi padanya maka dia akan menjadi musuh kita. Kata Imam Ghazali, Orang-orang yang bersahabat karib tatkala memiliki kepentingan yang berbeda akan menjadi musuh. Bahkan anak bisa menjadi musuh orang tuanya.

3. Sangat mengharap balasan dari Allah Swt.

Apapun yang dilakukannya dia selalu bergantung dan meminta pertolongan pada Allah. Sekecil apapun yang dikerjakannya dia meminta kekuatan pada Allah. Pada waktu makan dia betul-betul meminta agar apa yang dimakannya akan membuat dia sehat.

Ketika berkendaraan membaca bismillah mengharap keselamatan dari Allah. Belajar dan berusahapun juga mengharap ridho Allah agar diberi kemudahan dalam menghadapinya.

4. Sangat takut akan dosa dan azab Allah Swt.

Orang yang mau menahan nafsunya agar tidak tergelincir kedalam dosa. Dia tidak ingin memakan sesuatu yang berasal dari sumber yang haram. Daging yang tumbuh dari yang haram, nerakalah tempatnya. Ingatlah jika dewasa nanti pastikanlah kita bekerja ditempat yang jelas sumber uangnya itu halal.

5. Sangat harap pada buah kebaikan.

Seperti kisah Ashabul Kahfi yang selamat terkurung dari dalam goa karena kebaikan yang pernah dilakukannya. Oleh karena itu perbanyaklah amal kebaikan dan niatkan segala sesuatu itu karena Allah. Semua itu insya Allah tidak sia-sia disisi Allah.

Mudah-mudahan kita bisa amalkan kelima-lima ini. Bermohon kepada Allah agar kita betul-betul menjadi umat-Nya yang paham akan perintah dan larangan Allah. Insya Allah akan selamat dunia dan akhirat.

IMAN DAN ILMU

IMAN DAN ILMU

Oleh : H. Zulkifli Imam Said


Firman Allah Q.S. Al-Mujadilah : 11

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Almujaadilah:11).

Ayat ini mengatakan orang beriman dan berilmu akan diangkat oleh Allah beberapa derajat. Orang beriman adalah orang yang mempunyai keyakinan kuat tidak berubah-ubah kepada Allah SWT, tidak sama orang beriman dengan yang tidak beriman. Orang beriman tidak ada yang diharapkannya selain balasan dari Allah sedangkan orang yang tidak beriman yang diharapkannya pujian orang, ada udang dibalik batu seperti menangkap ikan , kelihatannya makanan ternyata dibalik makanan ada besi runcing yang siap menerkamnya.

Orang beriman ketika menolong orang, tidak mengharapkan balasan dari orang yang ditolongnya, dia hanya mengharapkan balasan dari Allah SWT. Begitu juga dia tidak akan mau menzalimi orang lain karena dia takut Allah akan membalasnya.

Seperti Sulaiman ketika ditawari harta oleh Ratu Balqis, Sulaiman tidak menerima dan mengatakan harta yang diberi Tuhanku lebih baik. Beda sekali sikap rohani yang berisi dengan iman. Seperti Yusuf, dengan kekuatan iman mampu mengelak dari ajakan wanita cantik. Yusuf mampu mengatakan “Penjara Lebih Aku ingini Dari Pada Mengikuti Keinginan Wanita”. Masya Allah, padahal kalau dia mau mengikuti ajakan wanita tersebut, dia akan aman karena yang mengajaknya pejabat kerajaan, kalau pejabat yang melakukan kesalahan maka kesalahan itu bisa ditutupi, tapi yang dilakukannya menentang ajakan wanita tersebut.

Orang-orang beriman banyak sekali keistimewaannya, diantaranya selalu berbuat baik, mau menanggung resiko, tinggi kejujurannya. Ketika Nabi Ayub a.s diserang penyakit sehingga ditinggal pergi anak dan istrinya,dia mampu mengatakan “Penderitaanku berat tapi Tuhanku Maha Pengasih dan Penyayang”. Karena kekuatan iman dan ketabahan, Nabi Ayub akhirnya sehat dan anak beserta istri kembali kepadanya.

Diayat ini Allah juga mengangkat orang berilmu beberapa derajat. Sebelumnya telah kita sampaikan 7 keutamaan dari banyaknya keutamaan yang didapat orang berilmu yaitu : 1.Memudahkan urusan, 2. Mendatangkan rezeki, 3. Memperkuat keimanan, 4. Akan mulia, 5. Dijadikan pemimpin, 6. Memperpendek waktu, 7. Alat kesuksesan.

Untuk mendapatkan ilmu itu tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan diantaranya :

1. Tabah

Untuk mendapatkan ilmu harus tabah. Kita lihat balita dalam proses pertumbuhannya diawali dengan demam, sehingga ketika demam orang akan katakan “Demam Penambah Ilmu”. Ketika pertumbuhan dari duduk ke berdiri, berdiri ke berjalan biasanya diawali dengan demam, nampak bayi pun untuk menambah ilmu harus dengan bersusah payah dahulu. Anak yang tinggi prestasinya adalah anak yang tabah dalam melewati segala rintangan. Disini yang datang paling cepat ke mesjid adalah anak yang tinggi prestasi sekolahnya dan bisa kita buktikan anak yang biasa terlambat ke Mesjid kemudian terlambat kesekolah adalah anak yang rendah prestasinya.

2. Mau bersusah-susah

Kita yang biasa menghafal Alquran terasa sekali ketika akan menambah hafalan, kadang-kadang hafalan sebelumnya yang sudah kita hafal bisa lupa. Disini diperlukan usaha untuk mengulang hafalan lama tersebut. Ketika menghafal pertama kali hafalan tersebut belum begitu masuk kedalam otak, maka dengan seiring mengulang, hafalan tersebut akan masuk kedalam saraf yang paling dalam dan Insya Allah tidak akan lupa lagi. Ketika pertama kali hafal dia baru masuk dikulit saja, belum lagi kesaraf yang paling dalam.

Begitu juga yang biasa memborong belajar ketika ujian , maka ketika ujian mungkin dapat tapi setelah beberapa hari akan hilang kembali. Jadi ilmu yang kita dapat hanya untuk ujian tapi kalau ketika kita belajar disekolah kita perhatikan kemudian diulang-ulang (mau bersusah-susah) asal ada waktu kita ulang kembali maka pelajaran tersebut akan lengket dikepala.

3. Pantang menyerah

Orang yang ingin mendapatkan ilmu, pantang kalah. Pantang sekali menyatakan tidak bisa, sementara orang yang tidak ingin ilmu banyak alasan, ada yang mengatakan ‘saya sudah tua tidak mungkin belajar’ atau ketika melihat orang berhasil dia mengatakan ‘oh ya dia cerdik saya bodoh’. Kalau untuk mendapatkan ilmu harus berprinsip “Orang Bisa Sayapun Harus Bisa”, kita yang memacu diri kita serta mampu untuk menguasai diri.

Inilah beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencari ilmu, mudah-mudahan Allah SWT bimbing kita sehinggga tidak akan menjadi orang yang lupa diri serta menjadi orang yang berilmu.

Ilmu Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan

Oleh: H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah:

وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(31) قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS.Al Baqarah:31-32)

Sebelum ayat 31 ini dimulai, pada ayat ke 30 dimana Allah mengatakan "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Allah beri ilmu karena Allah tidak sia-sia meletakkan sesuatu pada tempatnya, bahwa manusia yang menjadi khalifah dan menjadi penguasa dimuka bumi ini. Serta semua binatang, tumbuh-tumbuhan disuruh tunduk dan patuh pada manusia.

Kita sebagai manusia dan Umat Islam dimana-mana masih sangat lemah dengan ilmu. Karena lemah makanya gampang dikuasai oleh orang lain. Seperti yang dikatakan Allah dalam Al Qur’an bahwa yang menjadi manusia sukses itu adalah manusia yang berilmu.

Orang yang berilmu akan memiliki segala-galanya. Ilmu tidak akan didapat begitu saja tanpa belajar. Orang yang belajar ilmunya akan bertambah. Sayangnya banyak sekali orang yang tidak cinta ilmu. Bahkan ada orang yang belajar tapi tidak mendapat apa-apa dari yang dipelajarinya. Ini semua karena tidak ada kesungguhan dalam dirinya. Barangkali inilah yang mesti digenjot bagi anak-anak kita. Bukannya belum berusaha, sudah berusaha tapi masih harus kerja keras lagi.

Ilmu adalah panduan hidup. Akan berbeda orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu dalam menyelesaikan suatu persoalan. Akan berbeda hidupnya orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Ilmu bisa memudahkan persoalan. Bagi orang yang berilmu hidupnya akan mudah dan bagi yang tidak berilmu hidupnya akan susah.

Ilmu adalah teman setia. Ilmu dibawa kemana-mana bahkan sampai keakhiratpun . Orang yang berilmu akan berada di barisan terdepan dan orang yang tidak memiliki ilmu akan berada dibarisan paling belakang. Untuk itu marui kita mencari ilmu sampai akhir hayat kita

BERLEPAS DIRI

BERLEPAS DIRI

Oleh : H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ ءَابَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ

Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?"

(Q.S. Albaqarah:170).

Di surat Al-Baqarah ayat 168 dan 169 Allah katakan bahwa di akhirat nanti akan berlepas diri orang yang diikut dari orang yang mengikut dan adanya penyesalan dari orang yang mengikut dan penyesalannya itu tiada ada artinya.

Sekarang diayat 170 Allah SWT gambarkan bahwa ada orang yang berbuat yang tidak benar, mereka hanya mengikuti apa yang telah dibuat nenek moyang mereka.

Kita yang diizinkan mengetahui informasi dari Alqur’an ini untuk tidak mengikuti yang salah, walaupun yang melakukan itu bapak atau nenek moyang kita. Sebagai generasi yang akan datang harus pandai membaca apa yang telah dibuat generasi terdahulu. Kelebihan mereka kita tiru dan kekurangan mereka kita tinggalkan sehingga kita akan menjadi generasi unggulan.

Kita dilarang mengikut yang salah dan disuruh mengikut yang benar walaupun yang melakukan orang kafir, kalau benar maka kita ikuti karena yang benar itu pasti datang dari Allah SWT (ALHAQQU MIRRABBIKA)

Allah ingatkan kita dengan Wal ‘Asri maka kita coba terjemahkan dalam kehidupan kita. Kita tidak mau menjadi Ghofilun (lalai) karena ini akan menghambat kemajuan kita.

Ada rumah makan di beberapa kotai yang khas dengan ayam gorengnya. Ternyata kelebihannya, setelah ayam di sembelih langsung digoreng tidak dibiarkan terletak dahulu. Jadi nampak, untuk menginginkan hasil terbaik tidak boleh lalai.

Kalau kita lihat orang tua kita lalai, maka kita tidak akan ikuti dan kita ingatkan mereka tentang bahayanya jika lalai dalam hidup ini. Kita hormat kepada orang tua, tapi apa yang salah dari mereka tidak akan kita ikuti, jangan kemalasan orang tua menjadikan alasan untuk berbuat hal yang sama. Kita harus punya jati diri, kita ingin sukses tanpa menumpang kesuksesan orang tua.

Mudahan-mudahan kita bisa menjadi yang terbaik, dari yang baik. Amin

BEKAS-BEKAS KEHIDUPAN

BEKAS-BEKAS KEHIDUPAN

oleh :

H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah

أَوَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْقُرُونِ يَمْشُونَ فِي مَسَاكِنِهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ أَفَلَا يَسْمَعُونَ


Artinya : Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Tuhan). Maka apakah mereka tidak mendengarkan (memperhatikan)?(Q.S. As-Sajdah:26)

Allah menerangkan kepada kita dalam ayat ini, “Apakah tidak menjadi petunjuk bagi kamu dengan bekas-bekas yang ada di sekitarmu”. Orang yang bisa merenungkan ayat ini akan tenang hidupnya, jauh dari kegelisahan karena dia paham untuk apa hidup ini.

Kita lihatlah di bumi ini, tempat kita berada sekarang adalah bekas-bekas kuburan orang terdahulu. Tempat kita berjalan sekarang juga jalan yang pernah dilalui orang dahulu dan sekarang mereka tidak ada lagi. Rumah yang ditempati sekarang juga pernah ditempati oleh orang terdahulu. Orang terdahulu telah melewati ini semua dan sekarang mereka sudah tidak ada lagi. Begitu juga kita sekarang, kita yang melewati kemudian kita pula yang akan dipanggil oleh Allah SWT

Orang yang mengambil hidayah atau petunjuk dari bekas-bekas yang ada dibumi ini maka akan bahagia. Dia sadar, orang pernah ada disini dan sekarang tidak ada lagi. Ketika kita bangun di pagi hari kita buka mata kita lalu berdoa kepada Allah, “Ya Allah bahagiakanlah hambaMu ini dan mudahkanlah urusan hambaMu”. Dengan kekuatan doa ini kita bisa menikmati hidup yang indah serta jauh dari stress.

Hidup dengan mengumpulkan poin-poin kebenaran. Orang yang benar, hidupnya akan bahagia karena dia hidup tanpa problem, tidak punya masalah. Masalah dalam hidupnya ketika dia merasa amalnya kurang, imannya berkurang.

Orang yang tidak ada masalah dalam hidupnya akan sehat. Kenapa bisa sehat?. Karena dia hidup selalu dalam kebahagiaan jauh dari stress. Bahagia adalah salah satu kunci menuju hidup sehat. Semua orang bisa sehat kalau benar cara hidupnya. Allah perintahkan kita untuk beribadah dan ibadah yang Allah perintahkan benar-benar sesuai dengan kemampuan kita, tidak memberatkan.

Allah ingin kita bahagia, tidak menyusahkan tapi kita yang memberatkan dan banyak yang malas. Untuk itu mari kita jadikan ayat ini sebagai renungan bahwa kita pun akan meninggalkan bekas kita didunia, maka tinggalkanlah bekas yang baik.