Minggu, 25 Januari 2009

BERLEPAS DIRI

BERLEPAS DIRI
Oleh : H. Zulkifli Imam Said


Firman Allah :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ ءَابَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ(170)


Artinya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?"
(Q.S. Albaqarah:170).

Di surat Al-Baqarah ayat 168 dan 169 Allah katakan bahwa di akhirat nanti akan berlepas diri orang yang diikut dari orang yang mengikut dan adanya penyesalan dari orang yang mengikut dan penyesalannya itu tiada ada artinya.
Sekarang diayat 170 Allah SWT gambarkan bahwa ada orang yang berbuat yang tidak benar, mereka hanya mengikuti apa yang telah dibuat nenek moyang mereka.
Kita yang diizinkan mengetahui informasi dari Alqur’an ini untuk tidak mengikuti yang salah, walaupun yang melakukan itu bapak atau nenek moyang kita. Sebagai generasi yang akan datang harus pandai membaca apa yang telah dibuat generasi terdahulu. Kelebihan mereka kita tiru dan kekurangan mereka kita tinggalkan sehingga kita akan menjadi generasi unggulan.
Kita dilarang mengikut yang salah dan disuruh mengikut yang benar walaupun yang melakukan orang kafir, kalau benar maka kita ikuti karena yang benar itu pasti datang dari Allah SWT (ALHAQQU MIRRABBIKA)
Allah ingatkan kita dengan Wal ‘Asri maka kita coba terjemahkan dalam kehidupan kita. Kita tidak mau menjadi Ghofilun (lalai) karena ini akan menghambat kemajuan kita.
Ada rumah makan di beberapa kotai yang khas dengan ayam gorengnya. Ternyata kelebihannya, setelah ayam di sembelih langsung digoreng tidak dibiarkan terletak dahulu. Jadi nampak, untuk menginginkan hasil terbaik tidak boleh lalai.
Kalau kita lihat orang tua kita lalai, maka kita tidak akan ikuti dan kita ingatkan mereka tentang bahayanya jika lalai dalam hidup ini. Kita hormat kepada orang tua, tapi apa yang salah dari mereka tidak akan kita ikuti, jangan kemalasan orang tua menjadikan alasan untuk berbuat hal yang sama. Kita harus punya jati diri, kita ingin sukses tanpa menumpang kesuksesan orang tua.
Mudahan-mudahan kita bisa menjadi yang terbaik, dari yang baik. Amin

HALAL LAGI BAIK

HALAL LAGI BAIK
Oleh : H. Zulkifli Imam Said


Firman Allah :

يَاأَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(168)إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ(169)

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui” (Q.S. Albaqarah:168-169).

Dalam ayat ini Allah tujukan untuk seluruh manusia agar memakan apa pun yang ada di bumi dengan syarat yaitu halal dan baik.
Karena memang ada makanan yang halal tapi pada saat tertentu makanan itu tidak baik. Seperti durian jelas halal tapi pada saat tertentu durian itu tidak baik saat itu kita tidak boleh memakannya.
Ini harus menjadi perhatian, karena sekarang banyak makanan yang bentuknya halal tapi zat yang ada pada makanan itu tidak baik bagi kesehatan dan pada saat itu makanan tersebut tidak boleh kita makan.
Sekarang orang berusaha agar makanan yang dibuat kelihatan enak di pandang mata, segar dan mengundang selera. Untuk itu mereka tidak segan-segan menggunakan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan.
Masing-masing Negara atau daerah punya makanan khas sendiri yang diminati oleh daerah atau Negara asal makanan tersebut. Sekarang orang membuat makanan yang diminati oleh seluruh daerah atau Negara, seperti ketika diatas pesawat, makanan yang disuguhkan benar-benar cocok untuk seluruh lidah sehingga negara manapun akan suka dengan makanan tersebut, untuk itu mereka upayakan makanan itu menarik, awet dan mudah dalam penyajiannya.
Seperti mie misalnya, kalau sekali-sekali kita memakannya mungkin tidak apa-apa kalau sudah menjadi kebiasaan maka hal itu bisa menyebabkan bahaya. walau itu enak dan praktis. Tapi bila jadi kebiasaan akan berbahaya, maka itu tidak kita sediakan.
Hidup ini tidak lebih dari kebiasaan. Perokok misalnya, dia tahu rokok itu tidak baik untuk kesehatan, tapi karena telah menjadi kebiasaan maka susah untuk menghentikannya.
Ada seseorang yang mengatakan dia punya adik yang tidak mau di ajari dengan berbagai ilmu. Adiknya mengatakan, kalau saya pandai, nanti selalu saya yang disuruh, sehingga dia tidak mau memiliki banyak ilmu (Subhanallahu, ternyata masih ada orang yang berpikir malas seperti itu ).
Kita hidup didunia sekali dan sangat sebentar. Kalau kita malas dan sedikit kepandaian berarti kita hidup tidak bermanfaat. Alangkah malangnya kita hidup di dunia tapi tidak bermanfaat. Maka usahakanlah diri kita betul-betul bermanfaat dan mari sama-sama kita berdoa “ Ya Allah, Berikanlah kami kehidupan kalau kami masih bermanfaat dan matikan kami kalau kami tidak bermanfaat lagi. Amin

KESENANGAN YANG BERMANFAAT

KESENANGAN YANG BERMANFAAT
Oleh
H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِوَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ(164)


Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Q.S. Albaqarah:164)



Allah mengatakan, silih bergantinya malam dan siang sungguh terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah. Kita melihat Allah tidak main-main dengan waktu. Banyak ayat Al-Qur’an dimana Allah bersumpah dengan waktu, seperti Wal Asri, Wal lail, Wal Fajri dan lain sebagainya. Ini menunjukkan agar orang yang membaca dan mendengarnya berhati-hati dalam menggunakan waktu.
Setiap waktu harus diisi dengan yang bermanfaat. Orang kafir berusaha agar kita melalaikan waktu, walasri kita yang punya tapi dalam menghargai waktu orang kafir yang lebih unggul.
Orang-orang yang ingin menguasai dunia dan tidak ingin negara berkembang menjadi negara maju, akan berusaha untuk membuat orang-orang yang hidup di negara berkembang menjadi manusia lalai.
Pabrik rokok mereka yang punya sedangkan kita yang tukang isap rokoknya. Mereka buat pertunjukkan band diberbagai kota untuk meracuni remaja kita, berbondong-bondong remaja menyaksikan, berdesakkan laki-laki dan perempuan bahkan ada yang makan korban.
Generasi kita sudah diracuni dengan musik, playstation, yang menyebabkan mereka malas belajar. Sedangkan generasi mereka, mereka jaga sebaik-baiknya diajar disiplin yang ketat. Generasi mereka tumbuh dengan disiplin tinggi sementara generasi kita tumbuh dengan malas penuh khayalan.
Mereka betul-betul menghargai waktu, 5 menit saja terlambat sudah kesalahan besar sementara kita terlambat satu jam pun tidak merasa bersalah.
Jangan biarkan ada waktu kosong dalam hidup, karena syaitanlah yang akan mengisi kekosongan itu. Waktu kosong digunakan untuk berkelakar dan menyinggung perasaan teman, ini bahaya sekali. Pada awalnya hanya seloroh tapi syaitan masuk akhirnya bisa menjadi pertengkaran. Kita lihat bencana besar pada awalnya karena kesalahan kecil, karena lalai dalam mempergunakan api bisa menyebabkan kebakaran besar.
Usahakan dalam hidup ini, kita tidak menyakiti hati orang lain maka bisa hidup dengan aman, seperti kata Gandi “Dunia ini jahat maka perlakukanlah dunia ini dengan baik, baru anda bisa hidup di dunia”. Ini jelas agama kita yang punya. Nabi katakan tebarkan salam artinya kitalah yang menebarkan keselamatan, dimana kita berada yang ada disekitar kita akan merasa aman.
Sasaran pendidikan di Indonesia menciptakan “Insan Kamil” kalau sasaran ini berhasil tentu anak SLTP lebih bagus akhlaknya dari anak SD, anak SMU lebih bagus akhlaknya dari anak SLTP begitu juga mahasiswa akan lebih bagus akhlaknya dari anak SMU.
Kenyataan yang kita lihat, kita tidak bisa membedakan antara mahasiswa dengan preman, baik dari segi cara berpakaian, adab atau tutur katanya tidak tampak tanda-tanda sebagai seorang yang berpendidikan/ intelektual.
Allah mengatakan dalam ayat ini, “sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi di jadikan ikhtibar bagi orang yang mau berfikir”. Subuh sekarang bukanlah subuh yang kemaren, tidak ada orang yang sanggup mengembalikan subuh yang kemaren. Ketika datang pergantian hari, mari kita sambut dengan optimis dan penuh semangat.
Kalau hati yang mau serta semangat yang tinggi, tidak ada kata susah. Susah bagi yang tidak menginginkannya.
Dalam ayat ini Allah juga katakana, Allah telah menurunkan air dari langit untuk kehidupan di bumi. Ketika hujan, saat itu Allah membagi air kehidupan maka jangan pernah mencela ketika hujan turun. Seharusnya kita berdoa ketika hujan turun “ Ya Allah Engkau telah turunkan hujan di bumi ini, Ya Allah Engkau turunkan pula rahmat-Mu kepada kami Ya Allah”, Amin
Mudah-mudahan kita semua bisa mengambil pelajaran dari apa-apa yang telah diciptakan Allah SWT. Amin

SUCIKAN DIRI DENGAN BERPUASA

SUCIKAN DIRI DENGAN BERPUASA
Oleh:
H. ZULKIFLI IMAM SAID


Firman Allah:

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Artinya : Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Baqarah:129)


Bila kita perhatikan Al Qur’an mulia dari sekian banyak tugas Rasul salah satunya ialah membersihkan manusia, yang dibersihkan bukan fisik tapi adalah hati manusia. Bila hati itu baik maka baik pulalah kerja manusia itu, dan bila hati manusia jelek maka jelek pulalah kerja manusia itu.


Perbuatan manusia adalah gambaran dari hatinya. Melalui perbuatan seseorang dapat dibaca hatinya. Untuk memperbaiki hati itu manusia harus beribadah kepada Allah SWT. Salah satu dari Ibadah itu adalah puasa. Setiap bulan Ramadhan or­ang beriman itu diperintah berpuasa, dengan puasa itu diharapkan manusia akan memiliki pribadi mulia (taqwa). Pribadi taqwa akan didapatkan bila benar-benar kita puasa berlandaskan Iman dan perhitungan.
Dikatakan demikian karena Rasulullah juga menjelaskan banyak orang yang berpuasa hadiahnya hanya sekedar lapar dan dahaga saja, nilai disisi Allah kosong sama sekali. Ada anggapan sebahagian orang bila mereka telah menahan lapar dan haus otomatis mereka akan menjadi orang bertaqwa, tidak demikian tapi harus diperhatikan hikmah dari puasa itu. Allah tidak ingin kita lapar. Bila dengan puasa itu lahir pribadi yang agung barulah bernilai puasa itu, inilah yang dicita-citakan.
Orang beriman itu diperintahkan meninggalkan yang halal, milik sendiri yang didapat secara halal dilarang memakan dan menikmatinya siang hari dibulan Ramadhan. Pribadi yang telah berani meninggalkan yang halal tentu tak mungkir, akan menjamah yang haram/makruf. Bila ada orang berpuasa tetapi biasa saja memakan yang haram tentu puasa yang dilakukan bukan karena Iman dan perhitungan. Mungkin karena segan dan ikut-ikutan, orang yang berpuasa ikut-ikutan itu jauh sebelum bulan Ramadhan pemikirannya sudah tertuju kepada pemuasan dibulan Ramadhan.
Sering kita dengar waktu ceramah tarawih ustadz menyampaikan ada orang jauh sebelum puasa telah menyediakan segala kebutuhan puasa seperti gula, gula puasa, cabe, cabe puasa, daging, daging puasa, ayam, ayam puasa dan lain sebagainya, yang terpikir bagaimana memuaskan selera dibulan puasa itu. Setiap sore keliling mencari makanan yang sedap untuk berbuka. Bila puasa telah berlalu beberapa hari perhatian beralih pula kepada kebutuhan lebaran, pakaian, perabot rumah tangga, kendaraan dan lain sebagainya, karena banyaknya kebutuhan berubahlah puasa dari menahan jadi berpuas. Hilanglah nilai agung dari puasa itu.
Selain daripada Iman juga diperlukan kehati-hatian dalam menjaga ibadah puasa dan segala yang akan merusaknya. Kita tahu puasa untuk pengontrol nafsu, nafsu yang tak terkontrol senantiasa menyuruh kepada kekejian dan kemungkaran.
Bila ada kekejian dan kemungkaran itu adalah kerja nafsu yang tak terdidik dan terkontrol. Mudah-mudahan puasa yang kita lakukan ini dapat merobah sikap dan perbuatan kita. Ibarat berpuasanya ulat di dalam kepompong, sebelum berpuasa ulat binatang yang menjijikkan dan setelah keluar dan kepompong menjadi kupu-kupu Indah dan menawan, mudah-mudahan demikian juga dengan kita, Amin

TIDAK ASAL IKUT

TIDAK ASAL IKUT

Oleh :
H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ(166)وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ(167)

Artinya :“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (Q.S. Albaqarah:166-167).

Allah katakan bahwa diakhirat nanti akan berlepas diri orang-orang yang diikut dari orang yang mengikut, maka ketika kita hidup di dunia ini kita dilarang asal ikut. Sudah banyak kita saksikan bahwa orang yang mengikuti pada umumnya jadi korban. Seperti pada masa kampanye pemilu, pengikut rela berpanas-panasan, menentang bahaya dengan naik bak terbuka. Sementara yang di ikut setelah terpilih nanti tidak kenal lagi dengan pengikutnya.
Kalau tidak pasti benarnya jangan ikut, pelajari dulu dan tidak asal ikut, karena ujung-ujungnya penyesalan. Seperti di dunia saja kita bisa lihat ketika kawanan pencuri tertangkap saat itu mereka akan berlepas diri dan saling menyalahkan, padahal sebelumnya satu komplotan.

Dalam mengikuti sesuatu, jangankan dengan orang lain, dengan orang tua sendiri pun kalau salah tidak kita ikuti. Kita harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tidak mudah di iming-iming dengan apapun kalau tidak jelas benarnya, seperti pergi kampanye yang hanya bermodal kaos, mau berkorban segalanya. Yang boleh diikuti adalah orang benar seperti yang ada pada surat Al-Fatihah ayat 7.


Artinya : “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.


Kita lihat orang sukses, kita ikuti apa yang bisa menyebabkan dia sukses. Tentu sukses yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat.

Dalam ayat ini Allah SWT katakan bahwa orang yang mengikut akan menyesal akhirnya, penyesalan itu tiada gunanya. Islam mengajarkan kita, apapun yang kita lakukan pastikan akibatnya.
Kita melahirkan sebab, sebab baik yang kita lahirkan akan menuai pahala dan sebab buruk yang kita lahirkan akan menuai azab dari Allah SWT. Allah mengatakan, kami tidak mengazab mereka tapi sikap merekalah yang membuat mereka teraniaya.
Jelas sukses atau gagalnya seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri. Diri kitalah musuh kita sebenarnya. Ketika kita ingin sukses diri kita ingin malas. Melalui diri kita syaitan masuk menyebabkan kita malas dan tidak bersungguh-sungguh.
Orang sukses akan nampak penuh semangat. Seperti pergantian tahun baru ini, diberitakan di Koran ada seorang bapak tua membeli terompet , ketika ditanya kenapa dia beli terompet dia tidak tahu. Yang diketahuinya bahwa semua orang beli terompet maka dia pun ikut membeli tanpa tahu apa gunanya.
Walaupun banyak yang mengerjakan tapi tak jelas benarnya maka kita tidak akan mengikutinya, seperti banyaknya orang menonton TV berjam-jam membuang-buang waktu, ini tidak akan kita ikuti karena kita ingin hidup bermanfaat dan hanya ingin menjadi pengikut kebenaran agar tidak menyesal nantinya.

ALLAH SEGALANYA

ALLAH SEGALANYA
Oleh. H. Zulkifli Imam Said


Firman Allah :

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ(165)


Artinya : “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
Dan

Artinya : Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q.S. Albaqarah:165)

Dalam surat Al-Baqarah ayat 164 Allah katakan “Dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut, membawa apa yang berguna bagi manusia. Ini semua menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allah”.
Begitu jelasnya tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di ayat 164, ternyata diayat 165 masih ada orang yang mencari tandingan atau kekuatan selain Allah, masih ada orang yang mempersekutukan Allah. Mereka mempunyai tandingan selain Allah, orang yang seperti ini walaupun mengakui adanya Allah tapi membuat Andaad-Andaad maka pecahlah Tauhid orang tersebut.
Lemah sekali manusia kalau tidak bertauhid. Tempat bergantung itu yang tidak kuat, sehingga hidup dalam ketakutan, beda dengan manusia bertauhid yang punya rohani yang kuat.
Bisa kita lihat kehidupan Rasul, Para Sahabat dan orang-orang sholeh yang mempunyai rohani kuat, tidak ada yang ditakutkannya dalam hidup ini, kecuali hanya takut pada Allah SWT sehingga mereka tidak ragu-ragu dalam melangkah.
Orang yang memiliki Andaad (musyrik), sama seperti orang yang punya banyak majikan, alangkah repotnya seseorang kalau punya banyak majikan. Majikan A menyuruh berdiri, baru dia berdiri, majikan B menyuruh duduk dan baru dia duduk. Datang pula majikan C menyuruh dia berlari, alangkah repotnya hidup ini.
Ini yang kita lihat sekarang ini, Andaadnya mengatakan bahwa akan terjadi tsunami maka larilah dia ke gunung ternyata di gunung ada pula Andaad yang lain mengatakan gunung akan runtuh maka bingunglah kemana mau lari lagi. Beruntunglah orang yang benar Tauhidnya kepada Allah, dia tahu Allah mengatakan : “Tidak Akan Ada Yang Menimpa Kecuali Dengan Izin Allah”. Orang yang benar tauhidnya hanya bergantung pada Allah tidak dengan makhluk yang berubah-ubah sifatnya, sekarang teman besoknya lawan, sekarang sayang besok kebencian.
Untuk menjadi manusia bertauhid tidak mudah. Harus kita latih diri dan kita lawan nafsu yang ada pada diri kita sendiri. Orang yang bertauhid apapun yang di perintahkan Allah SWT tidak ragu untuk melakukannya. Seperti Nabi Ibrahim yang sudah lama merindukan kehadiran seorang anak. Ketika sang anak tumbuh menjadi remaja datanglah perintah penyemblihan dari Allah SWT, karena memang Ibrahim orang yang bertauhid suruhan Allah SWT itu tidak ragu di kerjakannya. Begitu juga dengan anaknya Ismail, kalau perintah Allah maka segerakanlah karena tidak ada perintah Allah SWT yang tidak mendatangkan keuntungan. Maka kita harus catat ini “Perintah Allah SWT Tidak Pernah Merugikan”.
Masih banyak sebenarnya orang yang paham bahwa perintah Allah SWT kalau dikerjakan pasti mendatangkan keuntungan. Sikap ini yang harus kita miliki dan kita latih dari sekarang. Sebagai seorang Muslim kita cari ilmu sebanyak-banyaknya kemudian kita ajarkan ilmu tersebut. Kita cari harta sebanyak-banyaknya dan kita infakkan kepada yang membutuhkan tanpa ada rasa rugi karena jelas semua akan diganti oleh Allah SWT.

MANFAAT BANGUN SAHUR

MANFAAT BANGUN SAHUR
Oleh.
H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ(1)قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا(2)نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا(3)أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا(4)إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا(5)إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا(6)

Artinya : “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (Q.S. Al-Muzzammil:1-6)

Di surat Al muzamil Allah menyeru orang yang berselimut. Ayat ini turun ditujukan untuk nabi, tapi karena Alquran diturunkan untuk semua manusia maka arti ayat ini bisa untuk semua manusia.

Untuk orang yang tidur, Allah SWT katakan “bangunlah dari tidurmu, dimalam hari yaitu seperduanya malam”. Pada waktu bangun itu Allah SWT suruh bacalah Alquran dengan tartil. Tartil di sini artinya bukan saja bacaannya bagus tapi luas artinya. Bisa berarti dari lubuk hati (Bacalah Alquran dari lubuk hati) atau bacalah Al-qur’an itu dengan sebenar-benarnya membaca.
Allah SWT juga katakan “bangun pada waktu malam tersebut sangat baik dan menguatkan”. Untuk itu mari kita membiasakan bangun diwaktu sahur, kalau ada yang bertanya alasan apa kita bangun diwaktu sahur, karena begitu banyaknya manfaat yang dapat dipetik bagi yang bangun diwaktu sahur.
Di antara manfaat yang dapat dipetik untuk yang bangun diwaktu sahur yaitu :

1. Dekat dengan Allah

Orang yang membiasakan bangun diwaktu sahur, jelas orang yang dekat dengan Allah SWT. Kalau sudah dekat dengan Allah apapun yang kita usahakan akan diberi kemudahan oleh Allah SWT. Allah SWT yang langsung mengilhamkan kehati orang yang dekat dengannya apa yang harus dilakukan. Tidak ada hijab dia dengan Allah SWT, jelas orang ini akan sukses hidup didunia dan akhirat.

2. Hidup lebih awal

Orang yang membiasakan bangun diwaktu sahur dia sudah memulai hidup, sementara orang lain masih tidur. Semen padang punya motto “Kami Telah Mengerjakan Sebelum Orang Memikirkan”, motto “Ada Sejak Zaman Belanda” dan Alhamdulillah kita disini telah mengamalkannya. Kita telah mengerjakan sebelum orang lain memikirkan karena yang lain masih tidur (mana ada orang yang tidur bisa berpikir).

3. Sangat baik untuk kesehatan

Bangun diwaktu pagi dengan udara yang masih murni jelas sangat baik untuk kesehatan dan Allah SWT juga katakan dalam surat Almuzamil أَشَدُّ
وَطْئًا yaitu lebih menguatkan.

Dan yang jelas dengan membiasakan bangun diwaktu sahur berarti kita telah menghindari tidur larut malam atau begadang. Mana mungkin kita mau begadang karena kita akan bangun jam 4 paginya. Tidak ada orang begadang yang sehat, kadang untuk begadang ditambah pula dengan minum kopi atau bir bagi preman yang begadang. Sedikitpun tidak mendatangkan kesehatan.

Kita lihat Nabi selalu segar dan tidak pernah sakit. Sakit beliau hanya ketika menjelang ajal, karena nabi kita melalui kehidupan yang sehat dan kalau kita contoh kehidupan sehat yang dilalui beliau, kita juga bisa sehat seperti nabi. Seperti bangun diwaktu sahur salah satu kebiasaan beliau.

4. Kebiasaan orang sholeh

Orang yang bisa bangun diwaktu sahur adalah orang pilihan karena tidak semua orang yang bisa melakukannya. Orang sholeh yang bisa melakukannya. Kalau ada yang membiasakan bangun diwaktu sahur bisa dipastikan dia orang yang baik. Dimanapun dia berada, sudah menjadi kebiasaanya baik dipesantren, dirumah, dihotel atau dimanapun dia berada maka dia akan bangun diwaktu sahur.

5. Sangat baik untuk menghafal

Orang yang bangun diwaktu sahur, apa yang dipelajarinya akan mudah memahaminya dan kalau ada yang akan dihafal maka mudah lengket dikepala. Kami sendiri merasakan betapa mudahnya menghafal ayat diwaktu sahur. Walaupun kesadaran untuk menghafal terlambat tapi ketika mau menghafal dan dilakukan diwaktu sahur maka sekarang banyak ayat yang bisa dihafal.

6. Terhindar dari begadang

Jelas orang yang membiasakan bangun diwaktu sahur tidak akan berani begadang., kalau ada urusan yang tidak selesai dikerjakan di malam hari, dia akan mengerjakan diwaktu sahur. Diwaktu sahur pikiran masih segar sehingga akan mudah menyelesaikan.
Begitu tingginya nilai waktu sahur. Marilah kita jadikan ini sebagai kebiasaan kita dimanapun kita berada.

Rabu, 21 Januari 2009

ASMAUL HUSNA (AL-HAFIZ)

Firman Allah :

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ


Artinya: Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.(Q.S. Lukman:20)

Dalam ayat ini Allah suruh kita memperhatikan dan merenung. Dan dalam ayat ini Allah bagi pula nikmat itu menjadi nikmat zahir dan nikmat batin. Kita memohon kepada Allah agar memberikan, melimpahkan kedua nikmat itu kepada kita. Nikmat zahir berupa kebendaan yang bisa dilihat dan nikmat batin tidak bisa kita lihat tapi kita rasakan. Misalnya orang kaya secara zahir memang diberi limpahan kekayaan tapi belum tentu bahagia. Sebaliknya orang miskin kekurangan harta tapi diberi Allah nikmat batin, ketenangan dan rasa cukup apa yang ada. Allah lah yang memiliki semua nikmat itu. Tanpa nikmat batin tidak ada gunanya harta kekayaan jika kenyataannya kita tetap saja resah dan tidak tenang. Jadi kedua nikmat tersebut sangat kita minta kepada Allah.

Sebenarnya kita mengatakan:

رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

kita meminta nikmat dunia dan nikmat akhirat yaitu nikmat batin dan ketentraman. Bagaimana perasaan kita tentram, biasanya karena apa yang kita lakukan, (Lahama kasabat Wa’alaiha Maktasabat) kita tentram karena apa yang kita lakukan. Kalau kita ingin tentram, pikirkan apa yang akan kita lakukan dan apa yang akan disampaikan. Orang yang hebat dipikirkannya dulu baru dia bicara, jadi akalnya didepan lidah. Dia tidak akan berkata-kata kecuali yang baik.

Al Hafiz, Maha pemelihara, maha menjaga sesuatu jangan sampai rusak dan goncang, menjaga setiap amal-amal manusia dan tidak akan hilang. Seperti dikatakan dalam ayat lain فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ sehelaipun rumput yang jatuh, semuanya dalam kitab kami terpelihara. Masya Allah alat apa yang dipakai Allah untuk menjaganya. Manusia akan tercengang ketika dibuka Iqra Kitabaka (ayat), cukup kamu yang menghitungnya. Kitab apa yang Allah pakai tidak tertinggal yang besar dan tidak terlupakan yang kecil. Ini jadi renungan bagi umat islam dan ini tidak boleh dimain-mainkan serta dipandang enteng. Inilah yang kuat dan benar. Jadi Allah itu maha Hafiz sehingga untuk orang yang menghafal Alquran dikatakan Hafiz. Begitulah kemuliaan yang diberikan Allah kepada orang yang hafal Alquran.

ORANG_ORANG YANG BAHAGIA

Firman Allah :

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ


Artinya: “ Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.(QS. Huud: 108)

Dalam surat Huud ini Allah katakana orang bahagia adalah orang yang berada di surge. Di dunia ini pun bisa kita nikmati surga tersebut. Siapa itu orang yang bahagia? Orang yang sehat wal afiat sehat tubuhnya tentram rohaninya.

Bahagia di dunia biasanya diukur dengan banyak harta, pangkat, kemasyhuran, gelar ilmu, kecantikan dan ketampanan. Semuanya itu tidak menjadi jaminan kebahagiaan.

Ada orang yang kaya tapi tidak mendapatkan kebahagiaan, sehingga mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas apartemennya. Begitu juga pangkat, presiden, gubernur, bupati akan hidup dalamkecemasan karena takut pangkat itu berpisah darinya.

Gelar ilmu, juga tidak menjadi jaminan kebahagiaan. Takut ilmunya ditanding orang lain. Kadang-kadang untuk mendapatkan ilmu melakukan jalan yang salah membeli gelar.

Kecantikan dan ketampanan tidak selalu menjadikan sumber kebahagiaan. Telah banyak diberitakan bagaimana artis-artis cantik mengakhiri hidupnya dengan tragis karena jauh dari kebahagiaan. Ada orang pakai dasi kelihatan gagah tetapi ternyata dia bunuh diri dalam keadaan memakai dasi.

Ternyata harta, pangkat, kemasyhuran, gelar ilmu, kecantikan dan ketampanan tidak menjadi jaminan orang bahagia. Orang bahagia adalah orangyang dekat dengan Allah, orang yang yakin Allah akan menolongnya. Allah lah yang akan kokohkan tegaknya, kalau Allah yang mengokohkan tegaknya, siapa lagi yang sanggup untuk menggoyahkannya.

Tapi kalau selain Allah yang kita harapkan maka apapun yang kita dapatkan tidak akan membuat bahagia, karena itu hanya bersifat temporer. Orang yang dekat dengan Allah, Allah akan menjadi sumber kekuatannya. Dia yakin ketika sakit, Allahlah yang akan menyehatkannya. Usahanya hanya berobat kemudian diserahkan sepenuhnya kepada Allah.

Untuk itu marilah kita bersungguh-sungguh mengejar prestasi yang di redhai Allah. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang bahagia.

ORANG-ORANG YANG CURANG

Firman Allah :

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ(1)الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ(2)وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ(3)أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ(4)لِيَوْمٍ عَظِيمٍ(5)يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ(6)


Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam”(QS. Al Mutaffifin: 1-6)

Kalau dilihat sementara ketika kita menipu orang lain yang tampak adalah keuntungan bagi orang yang menipu. Tapi sebenarnya adalah tidak, kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, sebenarnya mereka rugi baik di dunia maupun di akhirat.

Salah satu yang menyebabkan seseorang itu engkar adalah karena tidak mempercayai tentang hari kebangkitan. Karena itu Nabi mengatakan, usahakanlah kamu tinggal di dunia ini dengan lidahmu selalu berzikir menyebut nama Allah. Usahakanlah kamu tingal di dunia ini orang-orang yang selalu menangis karena kehilangan dan kamu tertawa karena kamu berjumpa dengan Sang Pencipta.

Ini sikap yang mesti ada sebagai tujuan dalam hidup kita. Kalau kebahagiaan akhirat yang paling utama dicari, maka Allah akan memberikan kebahagiaan di dunia. Orang-orang yang mencari keuntungan akhirat maka dunia ini akan diberikan saja kepadanya (akan diberi kemudahan selama hidupnya di dunia).

Salah satu kunci agar mudah hidup di dunia adalah kejujuran. Orang yang jujur ibarat benda yang langka dan banyak orang yang mencarinya. Ini juga penyebab sukses orang-orang sholeh dahulu.

LARANGAN MENDEKATI ZINA

Firman Allah :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: Dan jangan kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.(QS. Al- Israa: 32)

Dalam ayat di atas Allah mengatakan “janganlah kamu dekati apa-apa yang akan mengarahkan kamu kepada perbuatan yang sangat keji dan buruk. Hari ini, system kta betul yang salah. Membuka pintu zina ini selebar-lebarnya sehingga masyarakat kita menjadi sangat rusak.

Banyak hal-hal yang mengantarkan manusia pada perzinahan baik melalui TV, radio, computer, Koran, majalah atau apa saja yang bisa mengarah kesana. Banyak orang sekarang, baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan yang telah tua berpacaran. Pacaran adalah sekeji dan seburuk-buruknya pekerjaan. Padahal jauh sekali perbedaan antara pacaran dan pernikahan.

Sewaktu Ijab Kabul diucapkan, Allah telah menanamkan rasa kasih saying pada pasangan tersebut. Sedangkan ketika saat orang berpacaran yang memberikan rasa kasih saying itu adalah syaitan. Tapi bukan menanamkan kasih sayang hanya membunga-bungai menjadikan yang jelek menjadi indah. Pernikahan menjadikan yang haram menjadi halal. Dengarlah peringatan yang telah Allah sampaikan pada kita. Jangan sampai kita tergelincir pada lumpur dosa dan penyesalan yang tiada berakhir.

Banyak terjadi perkosaan, melakukan hubungan suami istri atas dasar pacaran dan suka sama suka dan bahkan ada yang berakhir dengan pembunuhan. Ini diakibatkan karena system yang salah. Orang tua tidak menjaga dan membesarkan anak-anaknya dengan nilai-nilai Islam. Di sekolah juga kurang disiplin dalam membatasi pergaulan murid laki-laki dan murid perempuan.

Al-Qur’an adalah system yang paling benar. Allah mengetahui tentang kita baik dari segi kebaikan maupun keburukan kita. Jadi berhati-hatilah dalam berteman dan sibukkanlah diri kita untuk hal-hal yang bermanfaat. Jauhkan diri dari pergaulan bebas yang ujung-ujungnya berakhir malapetaka. Mudah-mudah-mudahan dengan sitem pesantren dan kembali ke surau, kita kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah

PERBUATAN KEJI

Firman Allah dalam Surat al-Maidah ayat 90

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, menyembah berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah: 90)

Dalam surat al Maidah ayat 90 ini menjelaskan tentang beberapa kebiasaan buruk yang Allah suruh untuk menjauhinya. Dalam hidup ini yang paling mempenagruhi manusia adalah kebiasaannya. Jadi berhati-hatilah dalam membuat suatuj kebiasaannya, sebab itu akan mempengaruhi baik pada sikap dan tingkah laku sehari-hari.

Oleh karena itu Allah mengingatkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik diantaranya minum-minuman khamar dan sejenisnya. Itu semua adalah najis perbuatan syaitan maka jauhilah agar kamu mendapat keberuntungan.

Seperti berjudi itu, sudah merupakan semacam candu yang bisa ditinggalkan, walau sudah habis harta kekayaannya tapi orang ini juga tetap berjudi meskipun dengan cara merampok atau melakukan perbuatan lainnya agar bisa mendapatkan taruhan-taruhan untuk berjudi. Padahal keadaan dirnya sudah jatuh miskin dan merana tapi tetap kebiasaan berjudi tidak ditinggalkannyabegitu juga dengan kebiasaan buruk lainnya yang susah untuk ditinggalkan oleh orang-orang. Seperti kebiasaan menghirup lem, merokok narkoba.

Banyak sekali dalam hdup ini kita temukan hal-hal seperti ini. Misalnya kebiasaan orang-orang dahulu yang suka makan tanah yang telah dibakar, mengunyak sirih dan orang-orang tua yang biasa mengunyah sugi. Untuk itu harus berhati-hati sekali

Rokok dan minuman keras itu sama sekali tidak enak rasanya tapi bagiorang-orang yang telah menjadikan itu kebiasaan akan terasa sangat mengenakkan karena pengaruh. Untuk apa kita terpengaruh dengan suatu hal-hal yang tidak baik, termasuk dalam hal cara berpakaian. Pergunakan pakaian yang menutup aurat, dengan menutup aurat akan timbul banyak kebiasaan-kebiasaan baik pada diri kita. Ubahlah semua kebiasaan buruk dan buatlah kebiasaan yang baik yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah.

MEMELIHARA PANDANGAN

Dalam surat an-Nur ayat 30 dan 31 di atas Allah mengatakan, “katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka memelihara pandangan dan menjaga dirinya yang demikian itu sangat baik bagi mereka dan menjaga dirinya yang demikian itu sangat baik bagi mereka dan Allah akan mengabarkan apa yang telah mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga dirinya”.

Mengapa Allah suruh kita untuk menundukkan pandangan. Pandangan itu sangat berbahaya dan pandangan juga bisa sangat bermanfaat. Pandangan digunakan untuk kebaikan untuk menuntut ilmu dan pandangan digunakan untuk mendengarkan ilmu. Tapi kalau salah guna akan sangat berbahaya sekali. Bisa terjadi pembunuhan, perceraian rumah tangga dan tindak kejahatan lainnya.

Misalnya Amerika melihat Irak dan Iran kaya, lalu timbul nafsu jahat untuk merebut kekayaan itu. Amerika adalah Negara yang besar dan kuat, jadi mudah menguasai Irak dan Iran yang masih lemah pertahanan negaranya. Beginilah jahatnya nafsu. Adanya juga rumah tangga yang harmonis akhirnya menjadi hancur karena nafsu telah menguasai salah satu dari mereka.

Makanya Islam melarang dan memerintahkan untuk menundukkan pandangan. Allah perintahkan jangan layangkan pandangan pada orang-orang yang kami berikan perhiasan dunia. Kita lihat mengapa Qarun itu dikagumi, Al Qur’an mengatakan bahwa Qarun adalah orang yang gagal tapi orang-orang yang dizamannnya waktu itu sangat mengagumi Qarun karena kemewahan, kemegahan, harta, pangkat dan kedudukannya. Mereka mengira bahwa Qarun adalah orang yang sangat berbahagia padahal dia adalah orang yang celaka.

Begitu juga dalam pendengaran, dalam mendengarkan berita jangan lansung dipercayai kebenarannya. Berhati-hatilah menggunakan mata dan telinga ini. Keduanya sangat berpengaruh dalam kehidup ini . Jika kedua hal ini telah rusak maka rusak pulalah hatinya.

Rabu, 14 Januari 2009

PERUMPAMAAN ORANG YANG MENJADIKAN NAFSU SEBAGAI TUHAN

Firman Allah QS. Al-Furqan : 43-44

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا(43)أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا(44)

Artinya : ”Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?. atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. (Q.S. Al-Furqaan:43-44)

Begitu indahnya Allah suruh manusia memperhatikan bahwa ada orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan. Dan ada pula orang yang jadi penolong-penolong orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan.

Orang yang hidup hanya menuruti nafsunya dan tidak melihat rambu-rambu Allah, Allah katakan diayat 44 sama dengan binatang ternak (bukan binatang liar yang lebih cerdik dari binatang ternak) bahkan Allah katakan lebih sesat lagi dari binatang ternak.

Apa yang Allah katakan dalam surat Al Furqaan 43 ini pernah di alami oleh nenek moyang kita Adam. Tatkala Adam tinggal disurga Allah mengatakan dalam surat AlBaqarah ayat 35 yang bunyinya :


Artinya : “Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim”.(Q.S. Al-Baqarah:35)

Diayat 36 Allah katakan bahwa nenek moyang kita digelincirkan syaitan dengan was-wasnya sehingga dia melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.

Artinya : ”Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".(Q.S. Al-Baqarah:36)

Karena Adam mengikuti hawa nafsunya yang dibisikkan syaitan maka dia dikeluarkan dari tempat yang nikmat yaitu surga.

Tidak ada bedanya apa yang terjadi pada nenek moyang kita Adam dengan kita sekarang. Adam dikeluarkan dari surga karena mengikuti hawa nafsunya, sedangkan kita yang hidup di dunia kalau mengikuti hawa nafsu maka kita pun tidak akan merasakan nikmatnya surga.

Kejadian Adam yang Allah ceritakan di dalam Alquran untuk menjadi pelajaran bagi manusia untuk tidak mengulangi kembali.

Orang yang mengikuti hawa nafsunya adalah orang yang tidak memiliki azam yang kuat seperti pepatah minang BARAJO DI HATI BASUTAN DI MATO.

Orang yang berjalan dengan rambu-rambu Allah, itulah orang yang sukses seperti kata Allah :

”Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”.(Q.S. Al-Baqarah:5)

Sebaliknya orang yang tidak mengikuti rambu Allah dan hanya mengikuti “ILAA HA HUU HAWAAHU”, hawa nafsunya pasti dalam keadaan resah dan gelisah.

Sekaya apapun dia, setinggi apapun pangkatnya tapi dalam hidup dia “ILAA HA HUU HAWAAHU”maka dia tidak akan bahagia.

Kita lihat Amerika yang menuruti hawa nafsunya dengan menghancurkan Irak, sepintas lalu sepertinya mereka tidak apa-apa tapi kenyataannya perasaan mereka menjerit hidup dalam ketakutan. Karena memang tidak ada satu dosa yang bisa mendatangkan ketenangan jiwa. Kita harus Camkan ini.

Kalau kita tidak mengikuti hawa nafsu tapi ikut mendukung orang yang mengikuti hawa nafsunya maka kita termasuk golongan mereka. Kadang demi pujian, sanjungan, kalungan bunga seperti kehormatan yang diberikan oleh orang yang menuruti nafsunya, kita pun mau menjadi pendukungnya. Untuk orang ini Allah katakan “Apakah kamu kira mereka itu YASMA’UNA (mendengar) atau YAKKILUN (berfikir) tidak, tidak mereka tidak mendengar dan tidak memikirkan.

Allah katakan mereka pengikut hawa nafsu itu lebih sesat dari binatang ternak. Kita lihat memang benar ayat Allah yang mengatakan ada hewan yang lebih mulia dari manusia pengikut hawa nafsu.

Singa pantang memakan bangkai, sedia mati kelaparan daripada memakan bangkai. Telah dibuktikan oleh orang yang biasa berburu, singa tidak mau dengan bangkai, dia tidak mau memakan sisa harimau sementara manusia apapun dimakannya. Entah harta siapa mau diperebutkan, ada manusia pemakan koral, semen, batu. Jelas singa lebih mulia dari manusia pemakan harta tak jelas.

Musang tidak akan memakan ayam yang ada dikampungnya. Kalau akan cari ayam akan dicari di kampung orang. Sementara manusia, dikasih pekerjaan , di tempat dia bekerja itu dia berlaku curang. Seperti kata orang minang, MANGUMUAHAN PARIUAK (tempat dia akan makan betul yang dikotori). Jadi lebih mulia musang dari pada manusia penurut hawa nafsu

Ayam walaupun di serakkan makanan, tidak akan meninggalkan telur yang dieraminya. Begitu dia menjaga telur yang bakal jadi anaknya.

Semua binatang mempertaruhkan nyawa demi anaknya. Sementara manusia ketakutan memiliki anak, takut banyak anak hanya puas dengan 2 atau 3 anak. Padahal anak bukan terletak dari banyak atau sedikitnya tetapi sejauh mana kualitas anak tersebut.

Nabi bangga dengan keluarga yang memiliki anak banyak yang berkualitas. Sementara kebanyakan orang ketakutan. Orang 2 anak, diapun ikut 2 anak. Untuk apa anak 2 atau 3 tapi narkoba semuanya.

Ada sahabat yang bangga mempunyai 1 anak dan kemana pergi mengkampanyekan keuntungan memiliki sedikit anak. Tak lama kemudian anak yang satu itu meninggal, hingga sahabat tersebut stress dan terganggu.

Jangan pernah kita bermain-main dengan aturan Allah. Dan manusia yang memilih aturan lain pasti akan sengsara hidupnya.