Minggu, 25 Januari 2009

TIDAK ASAL IKUT

TIDAK ASAL IKUT

Oleh :
H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ(166)وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ(167)

Artinya :“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (Q.S. Albaqarah:166-167).

Allah katakan bahwa diakhirat nanti akan berlepas diri orang-orang yang diikut dari orang yang mengikut, maka ketika kita hidup di dunia ini kita dilarang asal ikut. Sudah banyak kita saksikan bahwa orang yang mengikuti pada umumnya jadi korban. Seperti pada masa kampanye pemilu, pengikut rela berpanas-panasan, menentang bahaya dengan naik bak terbuka. Sementara yang di ikut setelah terpilih nanti tidak kenal lagi dengan pengikutnya.
Kalau tidak pasti benarnya jangan ikut, pelajari dulu dan tidak asal ikut, karena ujung-ujungnya penyesalan. Seperti di dunia saja kita bisa lihat ketika kawanan pencuri tertangkap saat itu mereka akan berlepas diri dan saling menyalahkan, padahal sebelumnya satu komplotan.

Dalam mengikuti sesuatu, jangankan dengan orang lain, dengan orang tua sendiri pun kalau salah tidak kita ikuti. Kita harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tidak mudah di iming-iming dengan apapun kalau tidak jelas benarnya, seperti pergi kampanye yang hanya bermodal kaos, mau berkorban segalanya. Yang boleh diikuti adalah orang benar seperti yang ada pada surat Al-Fatihah ayat 7.


Artinya : “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.


Kita lihat orang sukses, kita ikuti apa yang bisa menyebabkan dia sukses. Tentu sukses yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat.

Dalam ayat ini Allah SWT katakan bahwa orang yang mengikut akan menyesal akhirnya, penyesalan itu tiada gunanya. Islam mengajarkan kita, apapun yang kita lakukan pastikan akibatnya.
Kita melahirkan sebab, sebab baik yang kita lahirkan akan menuai pahala dan sebab buruk yang kita lahirkan akan menuai azab dari Allah SWT. Allah mengatakan, kami tidak mengazab mereka tapi sikap merekalah yang membuat mereka teraniaya.
Jelas sukses atau gagalnya seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri. Diri kitalah musuh kita sebenarnya. Ketika kita ingin sukses diri kita ingin malas. Melalui diri kita syaitan masuk menyebabkan kita malas dan tidak bersungguh-sungguh.
Orang sukses akan nampak penuh semangat. Seperti pergantian tahun baru ini, diberitakan di Koran ada seorang bapak tua membeli terompet , ketika ditanya kenapa dia beli terompet dia tidak tahu. Yang diketahuinya bahwa semua orang beli terompet maka dia pun ikut membeli tanpa tahu apa gunanya.
Walaupun banyak yang mengerjakan tapi tak jelas benarnya maka kita tidak akan mengikutinya, seperti banyaknya orang menonton TV berjam-jam membuang-buang waktu, ini tidak akan kita ikuti karena kita ingin hidup bermanfaat dan hanya ingin menjadi pengikut kebenaran agar tidak menyesal nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar