Selasa, 03 Februari 2009

REZEKI

REZEKI

Oleh : H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah”.(Q.S. Al-Baqarah:172)

Albaqarah 172 ini, Allah perintahkan kepada kita untuk memakan makanan yang halal lagi baik. Disini Allah SWT katakan “yang kami rezkikan kepadamu”, jadi yang rezki dari Allah itu adalah yang halal lagi baik.

Kalau ada orang yang mencari rezki tapi disitu ada penipuan maka itu tidak rezki namanya, karena yang rezki itu halal lagi baik. Maka kita mesti hati-hati dalam mencari rezki. Kita pastikan rezeki yang kita kumpulkan benar-benar baik dan bukan mengumpulkan bara api neraka. Di ayat 168 surat Al baqarah Allah SWT juga katakan : “carilah makanan dibumi yang halal lagi baik”. Ada makanan yang halal secara syariat tapi tidak baik untuk kesehatan, maka tidak dibenarkan kita untuk memakannya. Misalnya durian, halal dimakan tapi kalau mengganggu kesehatan, maka saat itu juga menurut ayat ini tidak dibenarkan kita memakannya.

Begitu juga makanan yang halal dan baik untuk kesehatan tapi cara mendapatkannya melalui tipuan, apakah dengan mengurangi timbangan atau memainkan kwitansi, maka itu juga diharamkan dan di mata Allah SWT itu bukan rezki namanya. Maka tertipulah orang yang katanya mencari rezki tetapi yang dicarinya tidak lebih dari bara neraka untuk pembakaran dirinya nanti diakhirat (Nauzubillahiminzalik) berlindunglah kita kepada Allah SWT dari hal yang demikian.

Sekarang orang tidak lagi memperhatikan halal dan haram. Untuk pemakan haram Allah katakan, setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka nerakalah yang berhak untuknya. Bahkan nabi kita mengatakan, sesuap yang haram kita masukkan dalam tubuh kita maka 40 hari ibadah kita tidak diterima oleh Allah SWT. Bayangkan itu sesuap apalagi sepiring, sekarung bahkan segudang.

Efek lain dari makanan yang haram, susahnya mendidik anak, karena anak yang terbiasa diberi dengan makanan yang haram maka susah dibentuk, bukannya tidak cerdas tapi rusak hatinya. Sedangkan generasi yang kita harapkan generasi yang cerdas dan bersih hatinya.

Orang yang memberi makanan yang halal kepada keluarganya, maka akan mudah mendidik anaknya. Anak tumbuh cerdas dan berhati mulia sehingga bisa menjadi ANSARULLAH (penolong Allah) bukan menjadi penggolong agama Allah.

Untuk itu mari kita berhati-hati dalam mencari rezeki. Yang kita cari rezki dari Allah yaitu yang halal lagi baik, kita caripun dengan cara yang tidak baik akan dapat tapi yang di dapati tersebut mengantarkan kita ke neraka. Rezeki yang dicari dengan cara yang halal akan dapat, dan menyelamatkan kita di dunia serta akhirat.

PERBUATAN KEJI

PERBUATAN KEJI

OLEH: H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah QS Al-Maidah 90

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Dalam surat al Maidah ayat 90 ini menjelaskan tentang beberapa kebiasaan buruk yang Allah suruh untuk menjauhinya. Dalam hidup ini yang paling mempenagruhi manusia adalah kebiasaannya. Jadi berhati-hatilah dalam membuat suatuj kebiasaannya, sebab itu akan mempengaruhi baik pada sikap dan tingkah laku sehari-hari.

Oleh karena itu Allah mengingatkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik diantaranya minum-minuman khamar dan sejenisnya. Itu semua adalah najis perbuatan syaitan maka jauhilah agar kamu mendapat keberuntungan.

Seperti berjudi itu, sudah merupakan semacam candu yang bisa ditinggalkan, walau sudah habis harta kekayaannya tapi orang ini juga tetap berjudi meskipun dengan cara merampok atau melakukan perbuatan lainnya agar bisa mendapatkan taruhan-taruhan untuk berjudi. Padahal keadaan dirnya sudah jatuh miskin dan merana tapi tetap kebiasaan berjudi tidak ditinggalkannyabegitu juga dengan kebiasaan buruk lainnya yang susah untuk ditinggalkan oleh orang-orang. Seperti kebiasaan menghirup lem, merokok narkoba.

Banyak sekali dalam hdup ini kita temukan hal-hal seperti ini. Misalnya kebiasaan orang-orang dahulu yang suka makan tanah yang telah dibakar, mengunyak sirih dan orang-orang tua yang biasa mengunyah sugi. Untuk itu harus berhati-hati sekali

Rokok dan minuman keras itu sama sekali tidak enak rasanya tapi bagiorang-orang yang telah menjadikan itu kebiasaan akan terasa sangat mengenakkan karena pengaruh. Untuk apa kita terpengaruh dengan suatu hal-hal yang tidak baik, termasuk dalam hal cara berpakaian. Pergunakan pakaian yang menutup aurat, dengan menutup aurat akan timbul banyak kebiasaan-kebiasaan baik pada diri kita. Ubahlah semua kebiasaan buruk dan buatlah kebiasaan yang baik yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah.

ORANG-ORANG YANG CURANG

ORANG-ORANG YANG CURANG

OLEH: H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah : QS Al-Mutaffifin

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ(1)الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ(2)وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ(3)أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ(4)لِيَوْمٍ عَظِيمٍ(5)يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ


1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang

2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,

5. Pada suatu hari yang besar,

6. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?

Kalau dilihat sementara ketika kita menipu orang lain yang tampak adalah keuntungan bagi orang yang menipu. Tapi sebenarnya adalah tidak, kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, sebenarnya mereka rugi baik di dunia maupun di akhirat.

Salah satu yang menyebabkan seseorang itu engkar adalah karena tidak mempercayai tentang hari kebangkitan. Karena itu Nabi mengatakan, usahakanlah kamu tinggal di dunia ini dengan lidahmu selalu berzikir menyebut nama Allah. Usahakanlah kamu tingal di dunia ini orang-orang yang selalu menangis karena kehilangan dan kamu tertawa karena kamu berjumpa dengan Sang Pencipta.

Ini sikap yang mesti ada sebagai tujuan dalam hidup kita. Kalau kebahagiaan akhirat yang paling utama dicari, maka Allah akan memberikan kebahagiaan di dunia. Orang-orang yang mencari keuntungan akhirat maka dunia ini akan diberikan saja kepadanya (akan diberi kemudahan selama hidupnya di dunia).

Salah satu kunci agar mudah hidup di dunia adalah kejujuran. Orang yang jujur ibarat benda yang langka dan banyak orang yang mencarinya. Ini juga penyebab sukses orang-orang sholeh dahulu.

ORANG-ORANG YANG BAHAGIA

ORANG-ORANG YANG BAHAGIA

OLEH: H. ZULKIFLI IMAM SAID

Firman Allah QS Hud 108 :

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ


Artinya : Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.

Dalam surat Huud ini Allah katakana orang bahagia adalah orang yang berada di surge. Di dunia ini pun bisa kita nikmati surga tersebut. Siapa itu orang yang bahagia? Orang yang sehat wal afiat sehat tubuhnya tentram rohaninya.

Bahagia di dunia biasanya diukur dengan banyak harta, pangkat, kemasyhuran, gelar ilmu, kecantikan dan ketampanan. Semuanya itu tidak menjadi jaminan kebahagiaan.

Ada orang yang kaya tapi tidak mendapatkan kebahagiaan, sehingga mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas apartemennya. Begitu juga pangkat, presiden, gubernur, bupati akan hidup dalamkecemasan karena takut pangkat itu berpisah darinya.

Gelar ilmu, juga tidak menjadi jaminan kebahagiaan. Takut ilmunya ditanding orang lain. Kadang-kadang untuk mendapatkan ilmu melakukan jalan yang salah membeli gelar.

Kecantikan dan ketampanan tidak selalu menjadikan sumber kebahagiaan. Telah banyak diberitakan bagaimana artis-artis cantik mengakhiri hidupnya dengan tragis karena jauh dari kebahagiaan. Ada orang pakai dasi kelihatan gagah tetapi ternyata dia bunuh diri dalam keadaan memakai dasi.

Ternyata harta, pangkat, kemasyhuran, gelar ilmu, kecantikan dan ketampanan tidak menjadi jaminan orang bahagia. Orang bahagia adalah orangyang dekat dengan Allah, orang yang yakin Allah akan menolongnya. Allah lah yang akan kokohkan tegaknya, kalau Allah yang mengokohkan tegaknya, siapa lagi yang sanggup untuk menggoyahkannya.

Tapi kalau selain Allah yang kita harapkan maka apapun yang kita dapatkan tidak akan membuat bahagia, karena itu hanya bersifat temporer. Orang yang dekat dengan Allah, Allah akan menjadi sumber kekuatannya. Dia yakin ketika sakit, Allahlah yang akan menyehatkannya. Usahanya hanya berobat kemudian diserahkan sepenuhnya kepada Allah.

Untuk itu marilah kita bersungguh-sungguh mengejar prestasi yang di redhai Allah. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang bahagia.

Orang yang mendustakan Agama

Orang yang mendustakan Agama

Oleh

H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah:

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ(1)فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ(2)وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ(3)فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ(4)الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ(5)الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ(6)وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ(7)

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat ria. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.(QS. Al Maa’uun:1-7)

Dalam surat Al Maa’uun ini Allah katakan “sudahkah kamu lihat dan perhatikan orang-orang yang mendustakan agama?” yaitu orang-orang yang tidak mementingkan, tidak menyayangi dan tidak memuliakan anak yatim”.

Dalam Islam anak yatim adalah anak yang mulia sekali dan umat Islam berkewajiban menjadikan anak yatim itu sejahtera hidupnya. Kita tidak boleh menyakiti anak yatim. Kata Nabi, diusap saja kepala anak yatim itu dengan kasih sayang berarti sudah ada jalan kesurga untukmu. Memberi makan orang miskin juga tanda orang yang beragama. Memberi itu sangat tinggi nilainya dalam Islam. Usahakan kita menjadi orang yang suka memberi.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat yaitu shalatnya yang lalai. Shalat itu merupakan ukuran kemanusiaan. Jika shalatnya baik maka baik pula semua amalnya. Shalat merupakan gambaran kejiwaan seorang mukmin. Malas saja kita shalat akan jatuh pada munafik. Shalat tidak boleh dipermain-mainkan. Mari kita semua sama-sama memperbaiki cara sholat yang sebaik-baiknya karena shalat itu merupakan tiang agama.

Begitu dengan bangsa Indonesia, kalaulah mau bangsa Indonesia ini, warga Padang ini membaikkan dirinya merebut kebahagiaan dunia, kerjakanlah shalat sunnat fajar, 2 rakaat shalat sunnat fajar akan lebih baik daripada dunia dan segala isinya. Semua itu juga tergantung niat kita masing-masing, ikhlas kepada Allah atau tidak.

Mudah-mudahan kita terhindar dari golongan orang yang mendustakan agama. Amin

MENGAMALKAN KEBENARAN

MENGAMALKAN KEBENARAN

Oleh : H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ

Artinya : ”Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti” (Q.S. AlBaqarah:171).

Allah SWT mengatakan dalam ayat ini perumpamaan orang-orang yang enggan melihat kebenaran, seperti menyeru kepada orang yang tuli, bisu dan buta.

Melihat ayat tersebut, takut kita kalau kita yang disindir oleh ayat ini, karena ada orang yang mendengar Alquran tapi tidak ada perubahan dalam dirinya, hanya sekedar mendengar suara-suara saja.

Maka kita perlu berlindung kepada Allah SWT ketika membaca Alquran. Berubahlah sikap kita yang sombong, kasar, emosi tak terkendali dan terburu-buru, menjadi orang yang turun emosinya, rajin dan naik volume kebaikannya setelah membaca Alquran.

Maka kita minta betul kepada Allah SWT supaya ketika kita diberi kesempatan untuk menyampaikan ayat Allah, agar apa yang kita sampaikan dapat kita amalkan, begitu juga kalau kita mendengarkan pengajian, kita minta agar kita mampu mengamalkan apa yang telah kita dengar tersebut.

Bahaya kalau kita berolok-olok dengan ayat Allah SWT. Allah katakan LAAYARJI’UUN (Mereka tidak dapat kembali kejalan yang benar). Orang yang benar-benar beriman akan dipelihara oleh Allah. Ketika Allah SWT memberi kita nikmat maka kita harus bersyukur dan ketika Allah SWT memberi kita musibah maka kita akan bersabar.

Rasul yang mulia mengatakan, dua tepian yang dilalui manusia. Kalau dua tepian itu mereka selamat, maka selamatlah manusia itu sampai ke akhirat, yaitu tepian nikmat dan musibah dengan bersyukur dan bersabar.

Contoh lain orang yang tidak menghiraukan kebenaran adalah ketika azan berkumandang, dia masih disibukkan dengan pekerjaannya dan hal ini sering terjadi di waktu shalat Asyar. Tidak salah Allah SWT bersumpah dengan waktu Asyar (Wal Ashr). Banyak orang yang sedang bekerja memberi alasan tanggung mencuci badan karena pekerjaannya hampir selesai, setelah selesai baru mengerjakan shalat. Hanya dengan alasan tanggung cuci badan, dia rela menunda waktu shalatnya.

Kalau kita lihat sebenarnya keras sindiran Allah SWT kepada orang yang mendengar kebaikan tapi tidak mengerjakannya. Sama seperti hewan yang seolah-olah pekak, buta dan tuli.

Untuk itu kita latih diri kita untuk mengamalkan kebaikan dan istiqamah di jalan kebaikan. Ketika ada orang yang menyampaikan kebenaran, kita harus bersyukur karena ada orang yang mengingatkan kita sehingga akan ada perubahan dalam sikap.

Mari kita ikat diri kita untuk mewiridkan setiap kebaikan. Apakah puasa senin-kamis, berzikir dengan jumlah tertentu atau amalan lainnya. Insya Allah, Allah angkat kita kemaqomam mahmuda.

Mencari Kebahagiaan Untuk Akhirat

Mencari Kebahagiaan Untuk Akhirat

Oleh

H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash:77)

Allah mengajak kita untuk mencari apa yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita untuk (kebahagiaan) negeri akhirat. Allah menyuruh untuk berbuat kebaikan dengan Lillahi Ta’ala. Seorang siswa mencari ilmu harus karena Lillahi Ta’ala, Guru mengajar karena Lillahi Ta’ala begitu juga Orang didapur bekerja Lillahi Ta’ala. Jadi apapun yang dikerjakan harus dengan Lillahi Ta’ala. Karena orang-orang yang berbuat Lillahi Ta’ala yang akan dibayar oleh Allah Swt. Sedang orang-orang yang tidak Lillahi Ta’ala tidak akan mendapat bayaran apa-apa.

Sia-sialah pekerjaan yang tidak diniatkan tidak karena Allah. Bahkan shalat yang kita kerjakan dengan tidak Lillahi Ta’ala, tidak akan dibayar oleh Allah Swt. Hendaknya semua kita lebih menekankan lagi Lillahi Ta’ala. Itulah maksud Allah, “tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah. Maksud ibadah bukan harus shalat sepanjang masa atau haji setiap tahun atau puasa setiap hari, bukan itu maksudnya.

Maksud ibadah itu adalah apapun yang kita kerjakan diniatkan karena Allah Swt, barulah Allah membalasnya. Seperti orang yang pergi jihad berperang, jika tidak diniatkan karena Allah dia tidak termasuk mati syahid walaupun berperang membela Islam.

Allah telah menyuruh kita mencari untuk diakhirat, tapi jangan lupa dengan nasib kita didunia Allah telah menjelaskan jika kamu bersedekah janganlah terlalu boros, sisakanlah untuk dirimu sedikit tapi tidak boleh juga terlalu kikir. Jadi kita harus mengimbanginya, berusaha untuk menjadi umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.

Untuk itu marilah kita perbaharui niat kita kembali, agar menjadi niat yang baik dan mudah-mudahan kita merupakan umat terbaik di sisi Allah Swt. Amin