Selasa, 03 Februari 2009

IMAN DAN ILMU

IMAN DAN ILMU

Oleh : H. Zulkifli Imam Said


Firman Allah Q.S. Al-Mujadilah : 11

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Almujaadilah:11).

Ayat ini mengatakan orang beriman dan berilmu akan diangkat oleh Allah beberapa derajat. Orang beriman adalah orang yang mempunyai keyakinan kuat tidak berubah-ubah kepada Allah SWT, tidak sama orang beriman dengan yang tidak beriman. Orang beriman tidak ada yang diharapkannya selain balasan dari Allah sedangkan orang yang tidak beriman yang diharapkannya pujian orang, ada udang dibalik batu seperti menangkap ikan , kelihatannya makanan ternyata dibalik makanan ada besi runcing yang siap menerkamnya.

Orang beriman ketika menolong orang, tidak mengharapkan balasan dari orang yang ditolongnya, dia hanya mengharapkan balasan dari Allah SWT. Begitu juga dia tidak akan mau menzalimi orang lain karena dia takut Allah akan membalasnya.

Seperti Sulaiman ketika ditawari harta oleh Ratu Balqis, Sulaiman tidak menerima dan mengatakan harta yang diberi Tuhanku lebih baik. Beda sekali sikap rohani yang berisi dengan iman. Seperti Yusuf, dengan kekuatan iman mampu mengelak dari ajakan wanita cantik. Yusuf mampu mengatakan “Penjara Lebih Aku ingini Dari Pada Mengikuti Keinginan Wanita”. Masya Allah, padahal kalau dia mau mengikuti ajakan wanita tersebut, dia akan aman karena yang mengajaknya pejabat kerajaan, kalau pejabat yang melakukan kesalahan maka kesalahan itu bisa ditutupi, tapi yang dilakukannya menentang ajakan wanita tersebut.

Orang-orang beriman banyak sekali keistimewaannya, diantaranya selalu berbuat baik, mau menanggung resiko, tinggi kejujurannya. Ketika Nabi Ayub a.s diserang penyakit sehingga ditinggal pergi anak dan istrinya,dia mampu mengatakan “Penderitaanku berat tapi Tuhanku Maha Pengasih dan Penyayang”. Karena kekuatan iman dan ketabahan, Nabi Ayub akhirnya sehat dan anak beserta istri kembali kepadanya.

Diayat ini Allah juga mengangkat orang berilmu beberapa derajat. Sebelumnya telah kita sampaikan 7 keutamaan dari banyaknya keutamaan yang didapat orang berilmu yaitu : 1.Memudahkan urusan, 2. Mendatangkan rezeki, 3. Memperkuat keimanan, 4. Akan mulia, 5. Dijadikan pemimpin, 6. Memperpendek waktu, 7. Alat kesuksesan.

Untuk mendapatkan ilmu itu tidaklah mudah. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan diantaranya :

1. Tabah

Untuk mendapatkan ilmu harus tabah. Kita lihat balita dalam proses pertumbuhannya diawali dengan demam, sehingga ketika demam orang akan katakan “Demam Penambah Ilmu”. Ketika pertumbuhan dari duduk ke berdiri, berdiri ke berjalan biasanya diawali dengan demam, nampak bayi pun untuk menambah ilmu harus dengan bersusah payah dahulu. Anak yang tinggi prestasinya adalah anak yang tabah dalam melewati segala rintangan. Disini yang datang paling cepat ke mesjid adalah anak yang tinggi prestasi sekolahnya dan bisa kita buktikan anak yang biasa terlambat ke Mesjid kemudian terlambat kesekolah adalah anak yang rendah prestasinya.

2. Mau bersusah-susah

Kita yang biasa menghafal Alquran terasa sekali ketika akan menambah hafalan, kadang-kadang hafalan sebelumnya yang sudah kita hafal bisa lupa. Disini diperlukan usaha untuk mengulang hafalan lama tersebut. Ketika menghafal pertama kali hafalan tersebut belum begitu masuk kedalam otak, maka dengan seiring mengulang, hafalan tersebut akan masuk kedalam saraf yang paling dalam dan Insya Allah tidak akan lupa lagi. Ketika pertama kali hafal dia baru masuk dikulit saja, belum lagi kesaraf yang paling dalam.

Begitu juga yang biasa memborong belajar ketika ujian , maka ketika ujian mungkin dapat tapi setelah beberapa hari akan hilang kembali. Jadi ilmu yang kita dapat hanya untuk ujian tapi kalau ketika kita belajar disekolah kita perhatikan kemudian diulang-ulang (mau bersusah-susah) asal ada waktu kita ulang kembali maka pelajaran tersebut akan lengket dikepala.

3. Pantang menyerah

Orang yang ingin mendapatkan ilmu, pantang kalah. Pantang sekali menyatakan tidak bisa, sementara orang yang tidak ingin ilmu banyak alasan, ada yang mengatakan ‘saya sudah tua tidak mungkin belajar’ atau ketika melihat orang berhasil dia mengatakan ‘oh ya dia cerdik saya bodoh’. Kalau untuk mendapatkan ilmu harus berprinsip “Orang Bisa Sayapun Harus Bisa”, kita yang memacu diri kita serta mampu untuk menguasai diri.

Inilah beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencari ilmu, mudah-mudahan Allah SWT bimbing kita sehinggga tidak akan menjadi orang yang lupa diri serta menjadi orang yang berilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar