Selasa, 03 Februari 2009

ASMAUL HUSNA (AL-HAFIZ)

Asmaul Husna (Al Hafiz)
Oleh
H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah:
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ(20)

Artinya: Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.(Q.S. Lukman:20)

Dalam ayat ini Allah suruh kita memperhatikan dan merenung. Dan dalam ayat ini Allah bagi pula nikmat itu menjadi nikmat zahir dan nikmat batin. Kita memohon kepada Allah agar memberikan, melimpahkan kedua nikmat itu kepada kita. Nikmat zahir berupa kebendaan yang bisa dilihat dan nikmat batin tidak bisa kita lihat tapi kita rasakan. Misalnya orang kaya secara zahir memang diberi limpahan kekayaan tapi belum tentu bahagia. Sebaliknya orang miskin kekurangan harta tapi diberi Allah nikmat batin, ketenangan dan rasa cukup apa yang ada. Allah lah yang memiliki semua nikmat itu. Tanpa nikmat batin tidak ada gunanya harta kekayaan jika kenyataannya kita tetap saja resah dan tidak tenang. Jadi kedua nikmat tersebut sangat kita minta kepada Allah.
Sebenarnya kita mengatakan:
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
kita meminta nikmat dunia dan nikmat akhirat yaitu nikmat batin dan ketentraman. Bagaimana perasaan kita tentram, biasanya karena apa yang kita lakukan, (Lahama kasabat Wa’alaiha Maktasabat) kita tentram karena apa yang kita lakukan. Kalau kita ingin tentram, pikirkan apa yang akan kita lakukan dan apa yang akan disampaikan. Orang yang hebat dipikirkannya dulu baru dia bicara, jadi akalnya didepan lidah. Dia tidak akan berkata-kata kecuali yang baik.
Al Hafiz, Maha pemelihara, maha menjaga sesuatu jangan sampai rusak dan goncang, menjaga setiap amal-amal manusia dan tidak akan hilang. Seperti dikatakan dalam ayat lain فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ sehelaipun rumput yang jatuh, semuanya dalam kitab kami terpelihara. Masya Allah alat apa yang dipakai Allah untuk menjaganya. Manusia akan tercengang ketika dibuka Iqra Kitabaka (ayat), cukup kamu yang menghitungnya. Kitab apa yang Allah pakai tidak tertinggal yang besar dan tidak terlupakan yang kecil. Ini jadi renungan bagi umat islam dan ini tidak boleh dimain-mainkan serta dipandang enteng. Inilah yang kuat dan benar. Jadi Allah itu maha Hafiz sehingga untuk orang yang menghafal Alquran dikatakan Hafiz. Begitulah kemuliaan yang diberikan Allah kepada orang yang hafal Alquran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar