Selasa, 03 Februari 2009

MENGAMALKAN KEBENARAN

MENGAMALKAN KEBENARAN

Oleh : H. Zulkifli Imam Said

Firman Allah :

وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ

Artinya : ”Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti” (Q.S. AlBaqarah:171).

Allah SWT mengatakan dalam ayat ini perumpamaan orang-orang yang enggan melihat kebenaran, seperti menyeru kepada orang yang tuli, bisu dan buta.

Melihat ayat tersebut, takut kita kalau kita yang disindir oleh ayat ini, karena ada orang yang mendengar Alquran tapi tidak ada perubahan dalam dirinya, hanya sekedar mendengar suara-suara saja.

Maka kita perlu berlindung kepada Allah SWT ketika membaca Alquran. Berubahlah sikap kita yang sombong, kasar, emosi tak terkendali dan terburu-buru, menjadi orang yang turun emosinya, rajin dan naik volume kebaikannya setelah membaca Alquran.

Maka kita minta betul kepada Allah SWT supaya ketika kita diberi kesempatan untuk menyampaikan ayat Allah, agar apa yang kita sampaikan dapat kita amalkan, begitu juga kalau kita mendengarkan pengajian, kita minta agar kita mampu mengamalkan apa yang telah kita dengar tersebut.

Bahaya kalau kita berolok-olok dengan ayat Allah SWT. Allah katakan LAAYARJI’UUN (Mereka tidak dapat kembali kejalan yang benar). Orang yang benar-benar beriman akan dipelihara oleh Allah. Ketika Allah SWT memberi kita nikmat maka kita harus bersyukur dan ketika Allah SWT memberi kita musibah maka kita akan bersabar.

Rasul yang mulia mengatakan, dua tepian yang dilalui manusia. Kalau dua tepian itu mereka selamat, maka selamatlah manusia itu sampai ke akhirat, yaitu tepian nikmat dan musibah dengan bersyukur dan bersabar.

Contoh lain orang yang tidak menghiraukan kebenaran adalah ketika azan berkumandang, dia masih disibukkan dengan pekerjaannya dan hal ini sering terjadi di waktu shalat Asyar. Tidak salah Allah SWT bersumpah dengan waktu Asyar (Wal Ashr). Banyak orang yang sedang bekerja memberi alasan tanggung mencuci badan karena pekerjaannya hampir selesai, setelah selesai baru mengerjakan shalat. Hanya dengan alasan tanggung cuci badan, dia rela menunda waktu shalatnya.

Kalau kita lihat sebenarnya keras sindiran Allah SWT kepada orang yang mendengar kebaikan tapi tidak mengerjakannya. Sama seperti hewan yang seolah-olah pekak, buta dan tuli.

Untuk itu kita latih diri kita untuk mengamalkan kebaikan dan istiqamah di jalan kebaikan. Ketika ada orang yang menyampaikan kebenaran, kita harus bersyukur karena ada orang yang mengingatkan kita sehingga akan ada perubahan dalam sikap.

Mari kita ikat diri kita untuk mewiridkan setiap kebaikan. Apakah puasa senin-kamis, berzikir dengan jumlah tertentu atau amalan lainnya. Insya Allah, Allah angkat kita kemaqomam mahmuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar